TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor KEP-216/BC/2020 tentang Penerapan Secara Penuh (Mandatory) Single Submission-Joint Inspection Karantina dan Bea Cukai, Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya mengadakan Peluncuran atau Launching Penerapan Penuh (Mandatory) Single Submission-Joint Inspection Karantina, Senin, (12/10/2020).
Acara peluncuran yang diselenggarakan secara daring ini dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi, Kepala KPPBC TMP Tanjung Perak Aris Sudarminto, Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak Arif Toha, Kepala Lembaga National Single Window (LNSW) Mochamad Agus Rofiudin, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Musyaffak Fauzi, dan Kepala Pusat Standarisasi Sistem dan Kepatuhan Teguh Samudro serta Direktur Operasi dan Komersial Pelindo 3 Putut Sri Muljanto.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi menjelaskan bahwa Single Submission ini adalah suatu milestone atau tonggak yang sangat penting.
"Bahkan Presiden Jokowi telah mengeluarkan Inpres untuk memastikan bahwa target dari program Single Submission ini dapat tercapai yaitu dapat turunnya logistic cost hingga 17 persen," kata Heru Pambudi.
Perjalanan terciptanya Single Submission, sudah sejak 15 tahun lalu program ini direncanakan dan kini sudah mencapai kesepakatan melalui MoU antara Bea Cukai dan Karantina.
Baca juga: Cetak Dua Gol Bagi Timnas U-19, Jack Brown Yakin Kerja Keras Tak Akan Khianati Hasil: Percaya Proses
Baca juga: Viral Video Bocah Terlindas saat Menyetop dan Naik ke Atas Mobil Pikap Tumpangan, Begini Kondisinya
Baca juga: Kabur Lewat Gang Buntu Saat Diteriaki Maling, Pelaku Curanmor di Kediri Ini Bonyok Dihakimi Warga
"Dalam MoU tersebut, Bea Cukai dan Karantina sepakat untuk melakukan perbaikan di 3 (tiga) area yaitu area Single Submission, area pemeriksaan bersama, dan area profiling dan risk management," jelas Heru.
Pihaknya juga menyampaikan selamat kepada seluruh instansi yang terlibat dan seluruh pelaku usaha impor dan ekspor serta pengusaha atas dimulainya Single Submission – Joint Inspection ini.
Agus Rofiudin, Kepala Lembaga National Single Window juga berharap semoga Single Submission ini memberikan manfaat yang benar-benar dapat dirasakan para pengguna jasa.
"Semoga dengan adanya Single Submission dapat memberikan dampak yang besar bagi layanan impor dan ekspor bersama," kata Agus.
Penataan Ekosistem Logisik Nasional memerlukan kolaborasi yang sinergis antara pemerintah, BUMN sebagai penyedia infrastruktur, dan para pelaku usaha.
Pada kesempatan itu, Kukuh S Basuki selaku Ketua Tim Teknis NLE, menyampaikan apresiasi kepada Pelindo III sebagai pengelola tiga terminal petikemas di Semarang dan Surabaya, yang selalu responsif dalam mendukung program-program NLE.
"Tidak saja dalam proses Single Submission dan pemeriksaan bersama yang diluncurkan hari ini, tetapi juga integrasi dengan NLE dalam implementasi SP2 (Surat Penyerahan Petikemas) dan DO online beberapa waktu yang lalu," kata Kukuh.
Senada dengan pernyataan Dirjen Bea Cukai, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Musyaffak Fauzi menyampaikan, penerapan Program Single Submission ini merupakan salah satu terobosan pelayanan dalam hal pelayanan kepada masyarakat.
"Tentunya tak hanya kami tim inspeksi yang mendapatkan kemudahan dan efisiensi dalam bekerja namun juga masyarakat diantaranya adalah importir dan eksportir, semoga ini bisa memberikan manfaat bagi para pengusaha sehingga meningkatkan perekonomian nasional," ungkap Musyaffak.
Kesan positif terhadap terobosan program ini tak hanya muncul dari para pemangku kebijakan namun juga pelaku bisnis salah satunya adalah Sukma Mahendra perwakilan dari PT Bevos Prima Center.
"Kami dari sisi pengguna jasa dan pengusaha jujur merasakan betul manfaat dari program Single Submission dan Joint Inspection ini. tentunya membuat para pengusaha lebih mendapatkan efisiensi waktu tenaga dan biaya dalam kegiatan ekspor dan impor barang di pelabuhan," ungkap Sukma.
Melalui penerapan sistem Single Submission, diharapkan akan menciptakan efektifitas dan efisiensi waktu, tenaga dan biaya dalam proses logisitik mulai dari penyampaian data hinga pengeluaran barang dari kawasan pabean. Sehingga, dapat terbentuk Ekosistem Logistik Nasional yang mudah, cepat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.(Sri Handi Lestari/Tribunjatim.com)