Saat ini, sudah ada 6.080 BUMDes terdaftar di Jawa Timur dan 456 di antaranya masuk kategori maju, 2270 berkembang, dan 3354 pemula.
Pihaknya sepakat dengan DPRD Jawa Timur bahwa BUMDes bisa menjadi ikhtiar mengembangkan desa. Terutama pasca pandemi.
Saat ini, mayoritas (sekitar 4000 unit) BUMDes di Jawa Timur bergerak di sektor keuangan. Sisanya, ada yang bergerak di bidang peternakan, perdagangan, dan pariwisata.
Sejak pandemi, berbagai terobosan dilakukan pemprov untuk melindungi BUMDes. Di antaranya, dengan memberikan intensif hingga Rp 50 juta bagi BUMDes sampai menghubungkan dengan program pemprov lain.
Misalnya, menghubungkan BUMDes dengan program Lumbung Pangan Jatim untuk penyaluran sembako harga terjangkau.
"Masyarakat bisa belanja sembako melalui BUMDes dengan harga terjangkau. Kerja sama ini kami lakukan dengan pembagian fee order dengan BUMDes. Sejak Agustus, total sudah Rp 619 juta dengan 1323 transaksi," katanya.
Ke depan, pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan BUMDes. Terutama, bagi BUMDes yang bergerak di sektor wisata yang persentasenya masih cukup kecil dibandingkan total BUMDes di Jawa Timur.
Editor: Dwi Prastika