TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Paslon Pilwali Surabaya Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) telah menyiapkan lompatan besar dalam bidang layanan kepada warga Surabaya.
Keduanya sudah menyiapkan seluruh infrastruktur pendukung guna merealisasikan layanan paling mudah dan paling dekat.
"Sudah bukan saatnya lagi layanan satu atap di era Smart dan digitaliasi begini. Layanan Satu Atap Siola itu kuno. Nanti semua layanan cukup di Balai RW atau di rumah saja pakai HP," kata Calon wakil wali kota Surabaya Mujiaman, Rabu (18/11/2020).
Bahkan di manapun warga bisa mengakses layanan apa pun. Termasuk di mal atau taman serta fasilitas publik lainnya. Bukan eranya warga mendapat layanan tapi harus datang ke tengah kota di Siola.
Warga kampung untuk semua golongan, segala usia, dan semuanya akan bisa menikmati layanan paling memudahkan tersebut. Berkah Industri digital harus dirasakan warga khususnya warga kampung kampung.
Baca juga: Gisel Akan Sulit Lepas dari Kasus Video Syur, Penentu Nasib Cuma Ahli IT, Ahli Hukum Bahas Peluang
Baca juga: Kejari Tanjung Perak Surabaya Tangkap Buronan Kepabeanan di Gresik
Baca juga: Baru 2 Bulan Nikah, Suami Syok Lihat USG & Minta Cerai Istri yang Hamil, Alasan Tak Masuk Akal
Layanan kepada masyarkaat itu dimulai saat warga lahir sampai mereka mati harus mendapat layanan yang benar-benar memudahkan.
"Saya dengar kemarin ada yang urus akta kematian hingga Jakarta. Tidak perlu lah," kata Mujiaman kepada TribunJatim.com.
Semua layaan masyarakat mulai dari mengurus Akta lahir, Surat identitas anak, KTP, KK, Akta Nikah, Keterangan pindah, Legalisisasi KTP KK, IMB, Izin Usaha, semua cukup dilayani lewat HP.
Era digitalisasi saat ini memungkinkan semua pelayanan bisa dilakukan tanpa pergerakan manusia dan dokumen kesana kemari. ika pemimpin peka semua bisa dilakukan.
Dia mencontohkan layanan PDAM yang menutup kantor PDAM total sampai sekarang. Semua layanan bisa dijalankan dengan baik. Meski pandemi perusahan ini paling surplus.
"Kalau harus ke Siola, kasihan warga naik angkot. Warga kelas bawah waktunya kadang dihargai Rp 10.000 harus dirampas ke kota. Itu pun belum tentu tuntas hari itu," urai Mujiaman yang alumnus Teknik Kimia ITS kepada TribunJatim.com.
Daripada ke kota, layanan selain bisa di HP bagi pemilik kuota internet berlebih bisa di rumah. Bagi yang tidak punya bisa ke kelurahan.
"Tida hanya itu, target kami layanan dasar kependudukan cukup selesai di Balai RW," katanya.
Total ada 154 kelurahan dan 1.300 RW. Semua RW dan Pak RW dipastikan terpasang fasilifas Wifi. Petugas lurah standby bantu pandu warga. Selain Hemat waktu, hemat transport, mengurang jumlah kendaraan di jalan sehingga mengurangi pencemaran. Hemat tenaga pemerintahan. (Faiq/Tribunjatim.com)