Kecamatan Tegalampel Bondowoso Punya Aplikasi Bank Data Ketan Jahe, Apa Itu?

Penulis: Danendra Kusuma
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Bondowoso, Salwa Arifin meresmikan aplikasi bank data Ketan Jahe Kecamatan Tegalampel, Selasa (22/12/2020).

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Danendra Kusuma

TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Pemerintah Kecamatan Tegalampel, Bondowoso, punya inovasi baru untuk mempermudah pendataan.

Inovasi berbentuk aplikasi bank data tersebut diberi nama Aplikasi Ketan Jahe (Kecamatan Tegalampel Menuju Jaringan Hebat).

Aplikasi itu menyimpan data, di antaranya jumlah penduduk di setiap desa, kondisi infrastruktur, warga putus sekolah, bahkan jumlah janda.

Salah satu operator desa, Suja'e mengatakan, Aplikasi Ketan Jahe merupakan hasil kerja sama dengan pendamping desa (PD), pihak desa, dan sejumlah pihak terkait.

Aplikasi ini sebetulnya sudah diterapkan di setiap desa atau kelurahan sejak awal 2019 lalu.

Baca juga: Struktur Batu Bata Kuno Bondowoso Kemungkinan Terawetkan, Dindikbud: Warga Temukan Daun Terawetkan

Baca juga: Pemerintah Kabupaten Lumajang Terima Bantuan 150 Ribu Masker dari Aice dan GP Ansor

"Misalnya data kependudukan. Kita klik satu orang, maka di sana akan keluar kondisi rumah, kekayaan dan pekerjaannya," katanya, Selasa (22/12/2020).

Ia menyebutkan, klasifikasi data di aplikasi nantinya bakal mempermudah kerja pemerintah, baik di tingkat desa hingga pusat untuk menjalankan program.

Dengan begitu, program dari pemerintah bisa dijalankan dengan maksimal.

"Misalnya terkait program pemberian bantuan sosial oleh dinas. Melalui aplikasi ini, bisa diketahui mana yang layak dan tidak. Sehingga bantuan tepat sasaran. Termasuk saat Pemilu, mana yang sudah punya hak pilih dan belum," terangnya.

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru 2021, Stok Beras di Bondowoso Dipastikan Aman, Harga di Pasar Stabil

Baca juga: Pilkada Ponorogo 2020 Usai, KPU Akan Hibahkan 2.387 Thermo Gun kepada Pemkab Ponorogo

Camat Tegalampel, Ferry Hadi Sutjipto mengatakan, input data di masing-masing desa dilakukan secara bottom up atau door to door. Input data telah dilakukan mulai Februari 2019.

Metode pendataan yang digunakan, yakni pengisian jurnal desa yang diampu masing-masing kepala dusun serta melibatkan RT/RW.

"Setiap satu perangkat desa mencatat 10 jiwa setiap hari. Maka kalau ada 8 perangkat maka ada 80 jiwa yang didata setiap hari. Hingga akhirnya aplikasi ini diresmikan hari ini," sebutnya.

Ia menambahkan, aplikasi ini belum bisa diakses secara online. Sebab, dikhawatirkan ada potensi kebocoran data.

Baca juga: Hampir 100 Hektare Lahan Pertanian Lumajang Rusak Akibat Erupsi Gunung Semeru, Petani Rugi Rp 2,6 M

Baca juga: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bondowoso Akan Melanjutkan Proses Ekskavasi di Desa Alas Sumur

"Oleh sebab itu, kami butuh tim ahli dari kabupaten untuk membantu melindungi data ini," tambahnya.

Pengoperasian Aplikasi Ketan Jahe itu diresmikan langsung oleh Bupati Bondowoso, Salwa Arifin, di Aula SMK PP Negeri I Tegalampel, Selasa (22/12/2020).

Editor: Dwi Prastika

Berita Terkini