Virus Corona

'Terasa Sakit 24 Jam', Kesaksian Penerima Vaksin Covid-19, Efek Lainnya Diungkap, Apa yang Terparah?

Penulis: Ani Susanti
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Vaksin virus Corona - Simak deretan efek sampingnya.

TRIBUNJATIM.COM - Inilah deretan efek samping Covid-19 yang baru-baru ini terungkap.

Itu setelah tereksposnya kesaksian penerima vaksin Covid-19.

Kali ini pengakuan datang dari penerima vaksin Covid-19 di Amerika Serikat.

Ilustrasi vaksinasi Covid-19 di dunia yang kini sedang gandrung (Kompas.com)

Melansir dari Kompas.com ( grup TribunJatim.com ), Dr Anthony Fauci, pakar imunologi asal Amerika Serikat yang menjabat sebagai direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, bersama dengan sekitar 2 juta penduduk AS telah divaksin Covid-19 minggu lalu.

Seperti kebanyakan orang yang menerima vaksin, Fauci mengatakan bahwa satu-satunya efek samping yang dialami adalah lengan terasa sakit.

"Satu-satunya hal yang saya rasakan, mungkin sekitar 6-10 jam setelah vaksin adalah lengan sakit selama 24 jam," kata Fauci dilansir BGR, Jumat (1/1/2021).

Selain itu, Fauci tidak mengalami efek samping lain yang mengganggu.

ILUSTRASI Vaksin virus Corona atau Covid-19. (Shutterstock/Blue Planet Studio)

Dari pengalaman banyak orang, efek samping seperti yang dirasakan Dr Fauci tidak jarang terjadi.

Inilah sebabnya ada banyak harapan dari vaksin Pfizer dan Moderna.

Selama uji klinis, tidak ada vaksin Covid-19 yang terbukti menyebabkan efek samping serius.

Jika relawan melaporkan gejala seperti sakit kepala dan nyeri otot, gejala tersebut biasanya hilang dalam 24 jam.

Memang ada laporan penerima vaksin mengalami reaksi alergi yang parah.

Namun indikasi awal menunjukkan bahwa individu tersebut cenderung memiliki riwayat alergi.

Misalnya, Dr. Hossein Sadrzadeh - yang memiliki alergi kerang yang parah - mengatakan kepada The New York Times bahwa tekanan darahnya naik dan dia mengalami syok anafilaksis setelah menerima vaksin.

Sebelum pergi ke UGD, Sadrzadeh menggunakan EpiPen pada dirinya sendiri.

Menurut laporan, kondisi Sadrzadeh sekarang baik-baik saja, dikutip TribunJatim.com, Senin (4/1/2021).

ILUSTRASI Vaksin virus Corona atau Covid-19. (SHUTTERSTOCK/solarseven)

Meskipun demikian, CDC masih menyarankan orang dengan alergi yang tidak terlalu parah untuk mendapatkan vaksin.

Mereka yang punya riwayat alergi diminta menunggu selama 15 menit setelah injeksi untuk memastikan semuanya baik-baik saja.

Perlu dicatat bahwa kelangkaan efek samping yang parah bukanlah satu-satunya alasan mengapa vaksin Pfizer dan Moderna pada akhirnya dapat mengalahkan virus Corona.

Sama pentingnya adalah bahwa kedua vaksin itu ditemukan sekitar 95 persen efektif dalam mencegah seseorang terjangkit virus Corona, angka yang mengesankan yang membuat banyak peneliti lengah.

Terakhir, perlu dicatat bahwa pengembangan vaksin virus Corona yang efektif hanyalah setengah dari perjuangan.

Pertarungan lain terletak pada meyakinkan mayoritas orang untuk melakukan vaksinasi, sesuatu yang perlu terjadi untuk mencapai herd immunity dan mencegah wabah di masa depan.

Sesuai standar WHO, vaksin Covid-19 akan diberikan dua kali penyuntikan, dengan jarak dosis kedua diberikan setelah tiga minggu dari vaksin pertama.

Baca juga: Kronologi Meninggalnya Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Covid-19, Ada yang Ditutupi oleh Negara

Vaksin Covid-19 di Indonesia

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, setidaknya membutuhkan waktu selama 3,5 tahun untuk dapat menyelesaikan proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

Hal itu berdasarkan perhitungan pemerintah terhadap jumlah sasaran vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity.

"Kira-kira butuh waktu 3,5 tahun untuk vaksinasi semuanya," ujar Budi dikutip dari siaran pers di laman resmi Kemenkes, Sabtu (2/1/2021).

Lebih lanjut, pihaknya merinci pembelian vaksin oleh Pemerintah Indonesia berasal dari lima jalur.

Sebanyak empat jalur berasal dari kerja sama bilateral dengan empat produsen yaitu Sinovac dari China, Novavax dari Kanada-Amerika, Pfizer dari Jerman-Amerika dan AstraZeneca dari Swiss-Inggris.

Kemudian, satu jalur lain berasal dari kerja sama multilateral yakni COVAX/GAVI dari aliansi vaksin GAVI dengan didukung WHO dan CEPI.

Budi menegaskan, komunikasi terus dilakukan secara intens, mengingat saat ini vaksin menjadi komoditas yang paling diperebutkan oleh seluruh negara di dunia.

"Karena memang ini belum ada barangnya, kita harus siap-siap. Jadi ada isu kemanusiaan di sini, itu sebabnya kita agresif mencari vaksin, meski vaksinnya belum terbukti kita sudah DP duluan. Kenapa? Karena nanti kita ngak kebagian," ucapnya

ILUSTRASI (Shutterstock)

Hal Berbeda di California

Setidaknya dua rumah sakit di California disebut memberikan vaksin Covid-19 ke keluarga sendiri, dan banyak di antara mereka yang tidak terlibat dalam dunia perawatan kesehatan sama sekali.

Salah satunya yakni Redlands Community Hospital di kota Culver mengeklaim, vaksin Pfizer-BioNTech yang mereka dapat kebagian jatah ekstra, sehingga diberikan ke orang-orang yang tidak bekerja di sana.

Mereka juga mengklaim vaksin virus Corona itu mendekati kedaluwarsa, dan bersikeras tenaga kesehatan (nakes) di sana sudah disuntik lebih dulu.

Seorang kerabat dari nakes di rumah sakit itu yang enggan disebut namanya mengatakan, anggota keluarganya diundang untuk mendapat vaksin Pfizer.

"Rumah sakit berencana memvaksinasi semua pegawai mereka, tetapi sejumlah besar staf menolak dan stok vaksinnya sangat banyak," kata wanita tersebut ke Orange County Register, dikutip Kompas.com dari Daily Mail, Sabtu (2/1/2021).

"Mereka menawarkan ke polisi, petugas pemadam kebakaran, dan penanggap pertama untuk divaksinasi, serta mengatakan pegawai boleh mengundang empat anggota keluarga," imbuhnya.

Baca juga: Rincian Tahapan Vaksinasi Covid-19, Usia 18 Tahun ke Atas Prioritas, Cek Cara Konfirmasi Penerima

Selanjutnya dia akan ke rumah sakit lagi beberapa minggu ke depan untuk disuntik dosis kedua vaksin Corona.

Akibat rumah sakit menyisakan jatah sendiri untuk keluarga, mereka jadi kewalahan melayani permintaan dosis ekstra vaksin Pfizer tersebut.

Akhirnya slot untuk keluarga dihentikan, dan fokus ke para penanggap pertama.

Walau begitu, program tersebut tetap menyalahi aturan dari Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) karena kerabat pegawai seharusnya divaksin belakangan.

Baca juga: CARA Mudah Cek Nama Penerima Vaksin Covid-19 di pedulilindungi.id/cek-nik, Siapkan Nomor NIK KTP

Kendala utama dari pembagian vaksin Pfizer adalah harus disimpan pada suhu -35 derajat Celsius, dan setelah dikeluarkan dari freezer harus segera disuntikkan.

Umur simpan vaksin Pfizer hanya lima hari, sehingga semua vaksin harus sudah dipakai dalam lima hari dan jika sisa harus dibuang.

"Pusat distribusi mengindikasikan vaksin tidak bisa disimpan di dry ice atau transport freezer," kata Laura Gilbert juru bicara Southern California Hospital, rumah sakit lain yang disebut juga memberikan vaksin Corona ke keluarga nakes.

Namun mereka membantah telah mengundang keluarga pegawai untuk disuntik vaksin Covid-19.

Andrew Noymer profesor kesehatan masyarakat di UC Irvine mengatakan, tampaknya Southern California Hospital menangani situasi dengan baik.

"Itu sepertinya penjelasan yang masuk akal jika mereka benar-benar mendapat lebih banyak vaksin daripada yang bisa mereka pakai, itu sebenarnya bukan kesalahan mereka," ujarnya.

"Kelebihan tidak bisa dikembalikan ke pusat distribusi," ungkap pihak rumah sakit di e-mail.

Baca juga: Dokter Masuk UGD seusai Disuntik Vaksin Covid-19, Lidah Terasa Menusuk Lalu Pingsan, Kondisi Terkuak

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Usai Vaksin Covid-19, Inilah Efek Samping yang Dirasakan Warga AS" dan "Kelebihan Stok Vaksin Covid-19, RS di California Berikan ke Keluarga Pegawai".

Berita Terkini