Virus Corona

MUNCUL 'Bukti' Varian Baru Virus Corona Lebih Mematikan, PM Inggris Sebut Menyebar Lebih Cepat: Kuat

Penulis: Ani Susanti
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Berita varian baru virus Corona atau Covid-19.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi

TRIBUNJATIM.COM - Muncul bukti varian baru virus Corona lebih mematikan dari sebelumnya.

Bukti varian baru virus Corona lebih mematikan itu dipaparkan oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Apakah bukti tersebut?

ILUSTRASI Virus Corona (Freepik)

Dilansir TribunJatim.com dari Kompas.com, Perdana Menteri Boris Johnson menyebutkan bukti awal menunjukkan varian baru virus Corona yang muncul di Inggris mungkin lebih mematikan.

Namun, masih ada ketidakpastian yang sangat besar seputar jumlah kasus varian baru virus Corona dan vaksin yang masih diharapkan bekerja terhadap Covid-19.

Data tersebut berasal dari ahli matematika yang membandingkan tingkat kematian pada orang yang terinfeksi varian baru virus Corona atau yang lama.

Varian baru virus Corona yang lebih menular telah menyebar luas ke seluruh Inggris.

"Selain menyebar lebih cepat, sekarang juga tampaknya terdapat bukti bahwa varian baru virus Corona yang pertama kali diidentifikasi di London dan Asia tenggara, mungkin lebih mematikan," kata Johnson dalam pengarahan di Downing Street, Sabtu (23/1/2021).

"Dampak dari varian baru virus Corona lebih besar yang artinya NHS berada di bawah tekanan yang begitu kuat," ucapnya.

Baca juga: Terjawab Sebab Orang Positif Corona Meski Sudah Vaksin? Ahli Bahas Letak Suntikan: Tak Ada Proteksi

Kesehatan Masyarakat Inggris, Imperial College London, Sekolah Higiene dan Pengobatan Tropis London (LSHTM) dan Universitas Exeter masing-masing telah mencoba menilai seberapa mematikan varian baru virus Corona ini.

Bukti mereka telah dikaji oleh para ilmuwan di New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (Nervtag).

Kelompok itu menyimpulkan ada "kemungkinan realistis" bahwa varian baru virus Corona itu menjadi lebih mematikan, tetapi ini masih jauh dari pasti.

Sir Patrick Vallance, kepala penasihat ilmiah pemerintah, mendeskripsikan data sejauh ini "belum kuat".

"Saya ingin menekankan bahwa ada banyak ketidakpastian seputar angka ini (data varian baru virus Corona) dan kita punya lebih banyak pekerjaan untuk ditangani dengan tepat, tetapi jelas ada kekhawatiran karena ini (varian baru virus Corona) memiliki peningkatan kematian serta peningkatan penularan," ungkapnya.

ILUSTRASI Virus Corona - Update informasi soal varian baru Covid-19. (Freepik)

Pekerjaan sebelumnya menunjukkan varian baru virus Corona menyebar antara 30-70 persen lebih cepat dari yang lain, dan ada petunjuk bahwa varian baru itu sekitar 30 persen lebih mematikan.

Misalnya, dengan 1.000 orang berusia 60 tahun yang terinfeksi varian lama Covid-19, 10 di antaranya diperkirakan akan meninggal.

Namun, jumlah yang terinfeksi naik menjadi sekitar 13 dengan varian baru.

Perbedaan ini ditemukan ketika melihat semua orang yang dites positif Covid-19 di rumah sakit, tetapi tidak menemukan peningkatan pada tingkat kematian.

Perawatan di rumah sakit telah meningkat selama pandemi Covid-19 karena para dokter menjadi lebih baik dalam menangani penyakit tersebut.

Baca juga: Keberlanjutan Program Insentif Pajak Diskon Corona Tunggu Kebijakan Gubernur Khofifah

Varian baru virus Corona pertama kali terdeteksi di Kent pada September.

Sekarang, varian baru yang paling umum dari virus Corona yang menyebar di Inggris serta Irlandia Utara, dan telah menyebar ke lebih dari 50 negara lain.

Vaksin Pfizer dan Oxford-AstraZeneca keduanya diharapkan bekerja melawan varian baru virus Corona yang muncul di Inggris.

Namun, Sir Patrick mengatakan ada lebih banyak kekhawatiran tentang dua varian lain yang muncul di Afrika Selatan dan Brasil.

Dia berkata, "Mereka memiliki fitur tertentu yang berarti mereka mungkin kurang rentan terhadap vaksin."

"Mereka jelas lebih memprihatinkan dari pada yang ada di Inggris saat ini dan kami perlu terus melihatnya serta mempelajarinya dengan sangat hati-hati," ujarnya.

Baca juga: Bisakah Orang Tanpa Gejala Virus Corona Diberi Vaksin Covid-19? Ini Kata Kemenkes, Risiko Minim

Perdana menteri mengatakan pemerintah siap mengambil tindakan lebih lanjut untuk melindungi perbatasan negara untuk mencegah masuknya varian baru virus Corona.

"Saya benar-benar tidak mengesampingkan itu, kami mungkin masih perlu mengambil tindakan lebih lanjut," katanya.

Pada pekan lalu, pemerintah memperpanjang larangan perjalanan ke Amerika Selatan, Portugal, dan banyak negara Afrika di tengah kekhawatiran tentang varian baru.

Sementara semua pelancong internasional sekarang harus dinyatakan negatif sebelum berangkat ke Inggris dan melakukan karantina pada setelah kedatangan.

Sementara itu, grafik kasus virus Corona secara global masih terus mengalami peningkatan.

Hingga Sabtu (23/1/2021) pagi, berdasarkan data Worldometers, total kasus infeksi virus Corona di seluruh dunia telah mencapai 98.681.586 kasus.

Dari jumlah itu, sebanyak 2.114.027 orang meninggal dunia, dan 70.866.115 orang dinyatakan pulih.

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini.

Baca juga: BOCOR Video Ilmuwan Wuhan Tangani Kelelawar Sebelum Pandemi, 1 Wadah Penuh, Misteri Corona Terkuak?

Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus infeksi virus Corona terbanyak di dunia:

1. Amerika Serikat: 25.362.851 kasus, 423.671 orang meninggal dunia, dan 15.198.474 orang pulih

2. India: 10.640.544 kasus, 153.221 orang meninggal dunia, dan 10.300.063 orang pulih

3. Brasil: 8.755.133 kasus, 215.299 orang meninggal dunia, dan 7.594.771 orang pulih

4. Rusia: 3.677.352 kasus, 68.412 orang meninggal dunia, dan 3.081.536 orang pulih

5. Inggris: 3.583.907 kasus, 95.981 orang meninggal dunia, dan 1.600.622 orang pulih

Baca juga: Sudah Ada Negara yang Bakal Keluar dari Krisis Corona, Optimal dalam Vaksinasi, Indonesia Bisa Tiru?

6. Perancis: 3.011.257 kasus, 72.647 orang meninggal dunia, dan 215.822 orang pulih

7. Spanyol: 2.603.472 kasus, dan 55.441 orang meninggal dunia

8. Italia: 2.441.854 kasus, 86.674 orang meninggal dunia, dan 1.855.127 orang pulih

9. Turki: 2.418.472 kasus, 24.789 orang meninggal dunia, dan 2.296.050 orang pulih

10. Jerman: 2.125.261 kasus, 52.020 orang meninggal dunia, dan 1.780.200 orang pulih

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PM Inggris Sebut Bukti Varian Baru Virus Corona Mungkin Lebih Mematikan" dan "Update Covid-19 Dunia 23 Januari: Varian Baru Virus Corona 30 Persen Lebih Mematikan".

Berita Terkini