Ngaji Gus Baha

Guyonan Gus Baha', Sopir Panik Saat ke Acara Haul KH Hamid Pasuruan, Malah Diajak Guyonan Gus Baha'

Penulis: Yoni Iskandar
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gus Baha' ketika melayani Hafid sang sopir ingin foto bersama

Kita ketahui, selain terkenal dengan kealimannya, Gus Baha’ juga masyhur sebagai kiai yang selalu ceria dalam menyampaikan pelajaran kepada pada jamaah.

Gus Baha selalu menyampaikan agama dengan humor. Kiai dengan muhibbin (pecinta/penggemar) yang tersebar seantero Nusantara ini kerap menyisipkan guyonan-guyonan (komedi) ringan dalam pengajiannya, khas kiai pesantren, khususnya dalam materi tentang keikhlasan.

Dalam sebuah pengajian, Gus Baha' pernah dawuh, orang yang datang ke majelis ilmu itu belum tentu semuanya dalam keadaan hati yang tenteram.

Ada kalanya mereka sedang memendam kesusahan, kesedihan, dan lain sebagainya.

"Wong sing ngaji iku yo ono sing kakehan utang, ono sing diamuk bojone, terus milih ngaji (Orang yang mengaji itu juga ada yang punya banyak utang, ada yang dimarahi istrinya, kemudian memilih mengaji). Nah, orang-orang yang termasuk dalam golongan tersebut bisa jadi lebih membutuhkan saran yang setidaknya bisa sejenak membuat tenang hidupnya. Bukan malah mendapatkan saran yang semakin membuat hidupnya tertekan. Harapan selanjutnya ialah mereka bisa merasakan nikmatnya mengaji, merasakan nikmatnya mempelajari ilmu-ilmu Allah SWT, serta menjadikan mengaji dan mempelajari ilmu-ilmu Allah sebagai jalan ketenangan dalam menjalani kehidupan," kata Gus Baha'.

Siapa sangka, ternyata guyonan menurut Gus Baha' itu dapat dijadikan sebagai formula untuk merangsang keikhlasan seseorang dalam beramal.

Untuk mendukung argumentasi tersebut, beliau menyebutkan makalah Said bin Abdurrahman az-Zubaidi, sebagaimana yang dikutip Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin.

Hal itu dialami Hafid, kendati dia panik mencari masjid, toh Gus Baha' tetap memberikan guyonan atau humor yang menyegarkan dan bisa dijadikan masukan atau pelajarabn ke depan.

Karena banyak mendapat ilmu dan pelajaran dari Gus Baha' dan hatinya merasa senang, maka hari itu Hafid berniat beramal mesin photo copy ke Ponpes Narukan yang diasuh Gus Baha'.

Kita ketahui Gus Baha' dari silsilah keluarga ayah, Gus Baha’ merupakan generasi ke-4 ulama-ulama ahli Al-Qur'an.

Sedangkan dari silsilah keluarga ibu, Gus Baha’ menjadi bagian dari keluarga besar ulama Lasem, dari Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu.

Berita Terkini