Imlek di Klenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung, Jelang Siang Baru 15 Umat Yang Sembahyang

Penulis: David Yohanes
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Umat melakuka sembahyang di Klenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung.

Reporter : David Yohanes | Editor : Yoni Iskandar

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Suasana semarak serba merah menghiasi Klenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung, Kamis (12/2/2021).

Namun di hari raya Imlek ini, Klenteng Tjoe Tik Kiong sangat sepi.

Kesibukan umat Tri Dharma yang bersembahyang tidak terlihat seperti Imlek tahun lalu.

Area parkir juga kosong, menandakan tidak ada kunjungan.

Hanya sejumlah pelayan klenteng yang terlihat sibuk merapikan tempat lilin, atau merapikan altar.

"Memang sudah diumumkan, tidak boleh ada sembahyang dalam jumlah banyak," ujar Tjio Jing Jing, salah satu Bio Ma atau pelayan klenteng.

Menurut Jing Jing, sejak pagi hingga menjelang tengah hari hanya ada sekitar 15 orang yang melakukan sembahyang.

Padahal jika kondisi normal, ada ratusan umat Tri Dharma yang beribadah saat Imlek.

Aksi Amanda Manopo Sukses Pikat Ariel NOAH, Sang Vokalis Angkat Jari hingga Tatapan Berbinar

Penggeledahan Di Lapas Kelas I Malang, Temukan HP Dan Senjata Tajam Di Blok Warga Binaan

Update Covid-19 Ponorogo, Pasien Covid-19 Sembuh Lebih Dari Dua Kali Lipat

Umat lebih memilih sembahyang di rumah masing-masing.

"Kebanyakan yang datang sembahyang juga sendiri-sendiri. Tidak ada rombongan," sambung Jing Jing kepada TribunJatim.com.

Jing Jing menduga, pandemi virus corona mempengaruhi semua orang.

Terbukti tahun ini hanya ada 200 lampion sumbangan umat.

Jauh berkurang dibanding tahun lalu yang mencapai lebih dari 500 lampion.

"Tahun lalu kan kita belum pandemi, baru mulai pandemi. Makanya masih ada persembahyangan," tuturnya.

Saking banyaknya sumbangan lampion, saat itu hiasa lampu berwarna merah itu banyak dipasang di halaman dalam klenteng.

Saking indahnya, ratusan lampion itu menjadi lokasi swafoto warga saat malam hari.

Sementara sumbangan lilin ukuran besar bertambah, dari dua buah di tahun lalu kini menjadi empat buah.

"Benar-benar dalam suana prihatin semua. Pandemi membuat semu jadi sepi," keluh Jing Jing kepada TribunJatim.com.

Akibat pandemi pula, kunjungan umat yang sembahyang dalam satu tahun juga turun drastis.

Kondisi ini juga berpengaruh pada uang sumbangan umat, untuk gaji pekerja dan operasional klenteng.

Padahal ada delapan pekerja yang menjaga dan merawat klenteng.

"Ada sejumlah umat yang berkelebihan mau menyumbang untuk operasional. Padahal sebelumnya murni dari uang sumbangan sukarela umat yang datang sembahyang," ungkap Jing Jing.

Gagal Memulangkan Makco

Pandemi juga membuat pengurus Klenteng Tjoe Tik Kiong gagal menggelar ritual We Nang Jia.

Ritual ini diadakan setiap lima tahun sekali di Pulau Mezhou, Tiongkok.

Seharusnya ritual ini diadakan pada April 2020 lalu.

Sebanyak 33 pengurut klenteng asal Tulungagung berencana berangkat ke Tiongkok pada akhir Februari 2020.

Saat itu pemerintah mengeluarkan travel warning, karena Tiongkok mulai pandemi Covid-19.

We Nang Jiang adalah mengantar kepulangan Dewi Laut atau Makco ke Pulau Mezhou.

Makco adalah dewa utama di Klenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung.

Berita Terkini