Reporter: Erwin Wicaksono | Editor: Heftys Suud
TRIBUNAJTIM.COM, MALANG - Klenteng Gunung Kawi terpantau lengang pada perayaan Tahun Baru Imlek 2021.
Kondisi tersebut kontras berbeda bila dibandingkan perayaan sebelum pandemi virus Corona ( Covid-19 ) pada tahun 2020 silam.
"Kunjungan ke Klenteng pada perayaan Imlek tahun ini menurun. Tahun (2020) lalu bisa sampai 1000 orang. Untuk sekarang 100 pengunjung saja sulit," ucap Juru Kunci Ciamsi, Solikin saat ditemui di Klenteng Gunung Kawi pada Jumat (12/2/2021).
• Warga Binaan Lapas Perempuan Malang Rilis Titik Nadir Penantian, Dinilai: Karya Sastra Luar Biasa
• Tertangkap Pasangan Remaja di Mojokerto Aborsi Pakai Obat Online, Bayi Dikubur di Halaman Rumah
Berdasarkan pantauan di lokasi, tampak hanya ada beberapa pengunjung yang sedang melaksanakan tata cara Ciamsi.
Solikin menerangkan, Ciamsi merupakan sebuah upaya meminta petunjuk yang merupakan akulturasi budaya asal Cina.
"Ciamsi itu berasal dari kosakata Tiongkok. Kalau istilah Jawanya Ugem yang artinya meminta petunjuk yang harus diikuti," bebernya kepada Surya.
Solikin menjelaskan, ritual Ciamsi tidak hanya dilakukan oleh etnis atau penganut kepercayaan tertentu.
• Kronologi Aksi Mamat, Penipu Bermodus Tukar Uang Receh, Ngaku-ngaku Pegawai SPBU di Surabaya
• Putri Anne Ngegas Baca Ramalan Arya Saloka Cinlok dengan Amanda, Suami Ditandai: Tak Ada Manfaat
"Caranya berdoa menurut keyakinan masing-masing," kata pria yang sudah menjadi Juru Kunci Ciamsi sejak puluhan tahun itu.
Menurut Solikin, petunjuk yang ingin diraih para pengunjuk meliputi rezeki, kedudukan, hingga perjodohan.
Saat ditemui, Solikin turut menerangkan tata cara ritual Ciamsi yang meliputi beberapa tahapan.
"Tata caranya mengambil bambu lalu berdoa, tapi kalau tata cara dari Cina, beli minyak dulu untuk lampu kambang. Maknanya terang rezeki, usaha, rumah tangga dan sebagainya. Kami di sini juga menyediakan dupa untuk sembahyang," jelas Solikin.