Ngaji Gus Baha

Gus Baha Bercita-cita Setiap Masjid Ada Warkop, Ini Alasannya

Penulis: Yoni Iskandar
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gus Baha' dengan Gus Firjaun (waki Bupati jember terpilih), serta didampingi Penulis ketika mengisi acara Haul KH Achmad Shiidiq di Jember

"Ngopi dulu. Jadi orang sepulang Jumatan menjadi happy karena ngopi-ngopi dulu sehingga bisa fokus. Jika begini ‘kan malaikat senang sekali, di masjid tidak ada yang menguap karena mengantuk," tandasnya.

"Saya pernah bilang kepada orang yang punya warung kopi. Besok kalau punya uang, bikin warkop (warung kopi) di pinggir masjid”.

“Kok nggak umum, Gus?” tanya pemilik warkop.

“Nggak apa-apa, saya yang tanggung jawab.”

“Silahkan ngopi dulu sebelum Anda mengantuk ketika Jumatan.”

“Kalau ngopinya hutang gimana?” tanya lagi.

“Ya ngopinya ‘kan demi Jumatan, malah bagus daripada hutang bukan demi Jumatan. Jadi, agar (masjid) rame sebelum Jumatan.”

Ya itulah cara rGus Baha. Ia mempunyai kalimat khas dan mudah dipahami orang awam. Santri Ponpes Al Anwar saranf yang satu ini sering kali menggoncang cara berpikir mainstrem masyarakat dalam memahami agama.

Setiap kali membahas persoalan agama, utamanya hukum-hukum dalam peribadatan dan muamalat, tidak hanya menyodorkan barang jadi tapi juga proses dan logika terjadinya sebuah hukum.

Hal ini lantaran Gus Baha mempunyai keilmuan yang komplit, mulai dari ilmu Alquran, Hadis, nahwu, shorf, balaghoh, mantiq dan khazanah bacaan kitab kuning yang amat luas.

Ibarat pertanian, Gus Baha mengajarkan jama’ah untuk memahami bagaimana cara menanam padi hingga memasakknya menjadi nasi yang siap santap.

Setahu penulis, Gus Baha sangat menyukai kopi. Bahkan penulis mempunyai pengalaman menyuguhkan kopi kesukaan Gus Baha.

"Kopi hitam yang kental,".  Itulah kopi kesukaan Gus Baha ketika jagongan atau ngobrol bareng.

Berita Terkini