Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Perayaan Tahun Baru Imlek kental dengan tradisi Cap Go Meh.
Lantas, apa itu tradisi Cap Go Meh?
Adapun Cap Go Meh adalah perayaan bulan purnama pertama di awal tahun.
Baca juga: Doa Malam Jumat 7 Rajab 1442 dan Manfaat Khusus Baca Surat Yasin, Al Mulk, Al Waqiah dan Al Kahfi
Berdasar penanggalan China, maka Cap Go Meh 2021 jatuh pada 26 Februari 2021.
Jika Imlek 2572 atau Imlek 2021 jatuh pada 12 Februari 2021, maka Cap Go Meh 2021 jatuh pada 15 hari setelah Imlek.
Jadi, bisa dipastikan Cap Go Meh tahun ini adalah Jumat 26 Februari 2021.
Tapi, karena Indonesia masih dalam suasana pandemi virus Covid-19 atau Corona, perayaan Cap Go Meh 2021 tak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Namun, Anda bisa merayakan bersama keluarga di rumah aja.
Baca juga: Arti Kerbau Logam di Tahun Baru Imlek 2021 Kata Ahli Feng Shui, Apa Pengaruhnya ke Shio Lahirmu?
Bisa pula sambil menikmati kuliner atau makanan khas Cap Go Meh.
Seperti dilansir infotionghoa, Cap Go Meh melambangkan hari kelima belas (hanzi : pinyin : Shíwu míng) bulan pertama Imlek dan merupakan hari terakhir dari rangkaian masa perayaan Imlek bagi komunitas migran Tionghoa yang tinggal di luar China.
Lantas, dari mana mulai istilah Cap Go Meh?
Jadi, istilah tersebut berasal dari dialek Hokkian yang bila diartikan secara harafiah bermakna “15 hari atau malam setelah Imlek”.
Bila dipenggal per kata, ‘Cap’ mempunyai arti sepuluh, ‘Go’ adalah lima, dan ‘Meh’ berarti malam.
Perayaan Cap Go Meh atau perayaan lampion ini tidak hanya dirayakan di Indonesia saja.
Beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura juga ikut merayakan hari raya ini.
Di negara China, festival Cap Go Meh dikenal dengan nama Festival Yuanxiao (Yuánxiao jié) atau Festival Shangyuan.
Perayaan ini awalnya dirayakan sebagai hari penghormatan kepada Dewa Thai Yi.
Dewa Thai Yi sendiri dianggap sebagai Dewa tertinggi di langit oleh Dinasti Han (206 SM – 221 M).
Baca juga: 9 Tanaman Hias Cocok Buat di Rumah Menurut Feng Shui, Bisa Bawa Cuan Berlimpah hingga Ketentraman
Perayaan Cap Go Meh di Indonesia kerap dilaksanakan di jalan raya dengan melakukan kirab.
Upacara ini dirayakan secara rutin setiap tahunnya pada tanggal 15 bulan pertama menurut sistem penanggalan kalender Imlek.
Upacara ini dahulu dilakukan tertutup hanya untuk kalangan istana dan belum dikenal secara umum oleh masyarakat China.
Upacara ini dilakukan pada malam hari; untuk itu perlu disiapkan penerangan dengan lampu-lampu lampion yang dipasang sejak senja hari hingga keesokan harinya.
Inilah yang kemudian menjadi lampion-lampion dan aneka lampu berwarna-warni yang menjadi pelengkap utama dalam perayaan Cap Go Meh.
Baca juga: Kisah Nyeleneh Tain si Miliarder Baru Tuban, Dapat Rp 9,7 Miliar Tapi Kekeuh Tak Mau Beli Mobil Baru
Ketika pemerintahan Dinasti Han berakhir perayaan ini menjadi lebih terbuka untuk umum.
Saat Tiongkok dalam masa pemerintahan Dinasti Tang, perayaan ini juga dirayakan oleh masyarakat umum secara luas.
Festival ini adalah sebuah festival dimana masyarakat diperbolehkan untuk bersenang-senang.
Saat malam tiba, masyarakat akan turun ke jalan untuk menikmati pemandangan lampion berbagai bentuk yang telah diberi berbagai hiasan.
Di malam yang disinari bulan purnama sempurna, masyarakat akan menyaksikan tarian naga (masyarakat Indonesia mengenalnya dengan sebutan ‘Liong’) dan tarian Barongsai.
Baca juga: Wajah Arya Saloka Warisi Ketampanan Ayah, Bocor Potret Aldebaran Bareng Ortu, Keluarga Sederhana
Mereka juga akan berkumpul untuk memainkan sebuah permainan teka-teki dan berbagai macam permainan lainnya, sambil menyantap sebuah makanan khas bernama Yuan Xiao atau Wedang Ronde.
Tentu saja, malam tidak akan menjadi meriah tanpa kehadiran kembang api dan petasan.
Yuan Xiao sendiri adalah sebuah makanan yang menjadi bagian penting dalam festival tersebut.
Yuan Xiao atau juga biasa disebut Tang Yuan adalah sebuah makanan berbentuk bola-bola yang terbuat dari tepung beras.
Bila ditilik dari namanya, Yuan Xiao mempunyai arti ‘malam di hari pertama’.
Makanan ini melambangkan bersatunya sebuah keluarga besar yang memang menjadi tema utama dari perayaan Hari Imlek.
Baca juga: Kisah Miliarder Tuban Tolak Jual Tanah untuk Kilang Minyak, Beli Mobil Ramai-ramai Seusai Pencairan
Kuliner atau Makanan Cap Go Meh
Merayakan Cap Go Meh rasanya tak lengkap tanpa kuliner-kuliner khas yang mewarnainya.
Ada beberapa jenis makanan yang selalu hadir dalam perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh di Indonesia, mulai dari lontong hingga onde-onde.
1. Lontong Cap Go Meh
Di Indonesia, keluarga peranakan Tionghoa bakal berkumpul dalam momen Cap Go Meh.
Kumpul-kumpul keluarga akan semakin gembira dengan masakan istimewa Lontong Cap Go Meh.
Pada dasarnya, Lontong Cap Go Meh merupakan makanan perpaduan China dan Jawa.
Kuliner ini diyakini melambangkan akulturasi kedua budaya.
Tak ubahnya ketupat dan opor ayam di Hari Lebaran, lontong ini juga disajikan dengan beberapa lauk pelengkap, seperti opor, sayur lodeh, telur pindang, dan masih banyak lagi.
"Orang China membuat lontong Cap Go Meh, terinspirasi dari ketupat tetapi ada bedanya dengan ketupat, lontong tak bersudut," kata ahli gastronomi dari Universitas Gadjah Mada, Murdijati Gardjito saat dihubungi KompasTravel, belum lama ini.
Bentuk lontong yang bulat, menurut Murdijati, adalah representatif dari bulan purnama.
Perbedaan lainnya, lontong dibuat menggunakan daun pisang dengan cara yang lebih sederhana, bukan janur kelapa yang dianyam membentuk ketupat.
Senada dengan Murdijati, Pemerhati budaya Tionghoa, Agni Malagina menyebutkan bahwa lontong Cap Go Meh berasal dari budaya umat muslim.
Contohnya di Lasem, Jawa Tengah ada lontong bentuk segi tiga. Mirip denagn lontong China Peranakan.
Menurutnya, dalam dunia kuliner saling serap dan saling pinjam resep dan teknik pembuatan adalah hal yang lumrah terjadi.
"Lontong Cap Go Meh ini bentuk makanan adaptasi, bentuk baru untuk kaum peranakan. Bukan menggantikan, mereka menghormati tradisi masyarakat setempat (di pesisir Laut Jawa). Lontong Cap Go Meh ini murni untuk merayakan Cap Go Meh. Mereka ingin memunculkan identitas asli mereka karena kan peranakan itu gak tahu resep masakan asli,” kata Agn
Lontong Cap Go Meh sendiri adalah hanya ditemukan di pesisir Laut Jawa.
Di daerah-daerah peranakan China lain seperti di Singkawang, Palembang, atau Bangka Belitung tidak mengenal budaya makan lontong Cap Go Meh.
“Akulturasi di Bangka Belitung, Singkawang di Pontianak, memang baru-baru datang ke nusantara pada abad ke-19 karena untuk mengisi tenaga kerja perkebunan dan tambang. Interaksi dan asimilasi di sana kurang mendalam dibandingkan imigran-imigran dari China ke Pulau Jawa,” tambahnya.
Baca juga: Cara Cek Daftar Perguruan Tinggi dan Prodi Penerima KIP Kuliah 2021, Dapat Fasilitas BLT Tiap Bulan
2. Kue Keranjang
Kue ini akan hadir sepanjang perayaan, bahkan sebelum Tahun Baru Imlek.
Kue yang terbuat dari tepung ketan dan gula ini mulai disajikan sejak tujuh hari menjelang Tahun Baru Imlek.
Namun, sebagai sesaji, biasanya kue ini tidak dimakan hingga Cap Go Meh.
Kue ini berbentuk bulat akibat cetakan keranjang tempatnya dibuat.
Ia memiliki rasa manis dan gurih dengan tekstur yang kenyal, juga lengket.
Bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek dapat terus bersatu dan rukun menghadapi masa yang akan datang.
Di China, kue ini dikenal dengan sebutan Nian Gao.
Nama ini diambil dari istilah wadah cetak yang bentuknya menyerupai keranjang.
Orang-orang Tionghoa percaya bahwa kue ini disajikan untuk menyenangkan Dewa Tungku yang memberikan kabar baik ke surga.
Baca juga: Sebaiknya Daftar KIP Kuliah Dulu atau SNMPTN 2021? Ini Kata Tim Teknis & Solusi Telanjur Finalisasi
3. Onde-onde
Camilan bulat kecil, kenyal, dan garing ini juga menjadi salah satu ciri khas perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh.
Menurut orang-orang Tionghoa, menyantap onde-onde saat Cap Go Meh tak ubahnya reuni keluarga
Onde-onde terbuat dari tepung terigu atau tepung ketan yang digoreng.
Adonan yang telah digoreng garing kemudian dibubuhi biji wijen.
Bentuknya yang bulat dan berwarna kekuningan setelah digoreng konon melambangkan keberuntungan.
Selain itu, onde-onde juga bermakna harapan akan kehidupan yang semakin berkembang dan lebih baik.
Makanan ini berawal saat zaman Dinasti Tang.
Onde-onde menjadi kue resmi Xian yang disebut ludeui pada zamannya.
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Apakah yang Dimaksud Perayaan Cap Go Meh, Jatuh Pada 26 Februari 2021, Ada Lontong, Kue Keranjang