Bahkan tanahnya masih sisa 3 hektar, dan nantinya akan digunakan untuk bertani dan sebagian disewakan.
"Ya masih tetap bertani, karena memang dari kecil bertani," bebernya.
Baca juga: Salah Obat Teriak Jennifer Jill Sebelum Ditangkap, Transformasi Istri Ajun Buat Curiga: Pantesan
Sementara itu, Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto menyatakan, warga yang menjual lahannya memang ada yang dibelikan tanah lagi.
Jadi misal lahan pertaniannya dijual, maka ia bisa kembali bertani dengan membeli lahan yang baru.
Selain itu juga untuk membeli mobil, bangun rumah, dan ditabung maupun usaha.
"Ya ada yang beli tanah sawah untuk bertani, ada yang beli di desa ataupun luar desa."
"Untuk di Sumurgeneng ada 840 KK, warga yang menjual tanah sekitar 225," ungkapnya.
Baca juga: Teddy Apes, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Diancam 14 Hari Balikin Aset Lina, Iky Tegas: Kasihan Mama
Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto menyatakan, hingga kini sejak pencairan penjualan tanah warga, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli.
Mobil yang dibeli warga itupun berbagai macam jenis, ada Kijang Innova, Honda HR-V, Fortuner, Pajero, hingga Honda Jazz.
"Sudah ada 176 mobil baru yang datang, itu tidak langsung bersamaan, yang datang bareng ya 17 mobil minggu kemarin," ujarnya.
"Untuk penjualan tanah paling sedikit Rp36 juta, paling banyak warga sini Rp26 miliar, sedangkan ada warga luar mendapat Rp28 miliar."
"Kalau rata-rata Rp8 miliar, satu rumah ada yang beli 2-3 mobil. Sisanya buat beli tanah lagi, tabungan, bangun rumah, dan usaha," pungkasnya.
Baca juga: Ternyata Bilqis Ngumpet Tiap Ayu Ting Ting-Adit Pacaran, Firasat Jelek Sejak Awal? Iqis Jujur ini
Sekadar diketahui, lahan warga dihargai apraisal Rp600-800 ribu per meter, menyesuaikan lokasi.
Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektar.