Baca tanpa iklan
Reporter: Sofyan Arif Candra | Editor: Januar AS
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Harga cabai rawit di Kabupaten Ponorogo melambung tinggi hingga dua kali lipat.
Jika normalnya sekitar Rp 50 ribu per kilogram, saat ini harga cabai rawit mencapai Rp 100 ribu per kilogram.
"Mulai naiknya dari malam tahun baru sampai sekarang," kata pedagang Pasar Legi Relokasi, Suprihatin, Minggu (21/2/2021).
Pada awal tahun kemarin, harga cabai memang sudah merangkak naik hingga Rp 80 ribu per kilogram.
Baca juga: Curahan Hati Siswa TK Pasuruan Kangen Ibu Guru, Dewan Dorong Pertimbangkan Sekolah Tatap Muka
Naiknya harga cabai ini menurut Suprihatin karena pasokan cabai yang berkurang karena banyak yang busuk di musim hujan.
"Biasanya 1 kuintal buat sendiri sekarang di bagi dengan pedagang yang lain," lanjutnya.
Suprihatin dan pedagang lain mendatangkan cabai dari Mojokerto, Kediri, dan Blitar.
Mahalnya harga cabai ini juga berdampak pada turunnya daya beli masyarakat.
"Biasanya yang mau di bawa ke Pacitan beli 30 kilogram tinggal 10 kilogram. Kalau yang biasanya belinya 5 kilogram jadi 1 kilogram," jelas Suprihatin.
Akibat turunnya daya beli masyarakat, dagangan Suprihatin juga tak selaris biasanya.
"10 kilogram saja dua hari tidak habis. Padahal biasanya sehari sudah habis," lanjutnya.
Akibat tidak kunjung laku, tak jarang cabai rawit dagangannya busuk, sehingga bisa merugi.
Selain cabai rawit, Suprihatin juga mengungkapkan harga komoditas lain juga ikut naik.
Misalnya harga cabai keriting, yang biasanya Rp 30 ribu per kilogram sekarang menjadi Rp 50 ribu per kilogram.
Lalu bawang merah biasanya Rp 20 ribu per kilogram sekarang Rp 25 ribu per kilogram.
"Bawang putih biasanya Rp 17 ribu per kilogram sekarang Rp 22 ribu per kilogram," jelasnya.
Sedangkan harga cabai merah turun dari Rp 50 ribu per kilogram menjadi Rp 35 ribu per kilogram.