Ngaji Gus Baha

7 Fakta Unik Gus Baha, Belum Banyak Yang Tahu ini Aslinya

Penulis: Yoni Iskandar
Editor: Yoni Iskandar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KH Ahmad Bahauddin nursalim atau Gus Baha saat menyampaikan ceramah agama.

5. Menikah dengan Putri dari  Keluarga Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan

Gus Baha menikah dengan seorang Ning pilihan pamannya dari keluarga Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur.

Ada cerita menarik seputar pernikahan Gus Baha ini. Setelah acara lamaran selesai, Gus Baha menemui calon mertuanya dan mengutarakan sesuatu yang menjadi kenangannya hingga sekarang.

Ia mengatakan bahwa kehidupannya bukan model glamor, bahkan sangat sederhana. Ia berusaha meyakinkan calon mertuanya untuk berpikir ulang atas rencana pernikahan tersebut. Tentu maksudnya agar mertuanya tidak kecewa di kemudian hari.

Tapi siapa sangka sang mertua hanya tersenyum. Lalu, berkata, “Sami mawon kalih kulo (sama saja dengan saya).”

6. Selalu Mengeluarkan kata kata Bijak atau Quotes.

Tidak jarang dalam setiap ceramah maupun pengajian, muncul berbagai kata-kata mutiara atau kata-kata bijak (quotes). Pengagumnya pun tidak mau ketinggalan untuk mengabadikan quotes bijaknya melalui meme atau poster. Misalnya, quotes tentang motivasi dalam hidup, keluarga, rezeki, jodoh, pendidikan, cinta, dan sebagainya.

Hingga saat ini banyak sekali masyarakat yang mengagumi dan mengikuti tutur kata dan ajaran Islam yang Gus Baha. Hal itu karena ceramahnya sering mencerahkan, mengena dan menyentuh hati siapa saja yang mendengarkan.

"Hidup yang keren adalah yang pola pikirannya menunggu waktu ibadah sambil melakukan kemanfaatan".

"Hidup tidak usah dibuat sulit, tidak usah ruwet. Asal tidak maksiat, bisa menjadi pribadi yang menyenangkan dan bermanfaat bagi banyak orang serta tidak mengusik hidup orang lain, itu sudah cukup".

7. Meneruskan Pesantren Ayahnya

Ketika tinggal di Yogyakarta, banyak masyarakat yang ngaji kepadanya. Tapi, pada 2005 sang ayah jatuh sakit. Gus Baha memutuskan pulang sementara waktu untuk merawat ayah bersama keempat saudaranya.

Siapa sangka, beberapa bulan kemudian KH Nursalim wafat. Gus Baha tidak dapat lagi meneruskan perjuangannya di Yogya karena diamanahi oleh sang ayah untuk melanjutkan tongkat estafet kepengasuhan di LP3IA Narukan.

Berita tentang Gus Baha

Berita Terkini