“Saat itu langsung diberi uang Rp 2 juta untuk bikin satu set wayang kayu. Uangnya, saya gunakan untuk modal, beli kayu limbah dan alat lainnya,” kata ayah satu anak ini.
Pria berambut gondrong ini memilih limbah kayu sebagai bahan pembuatan wayang kayu, karena selama ini limbah kayu sisa pembuatan furnitur hanya dijadikan bahan bakar saja.
Padahal bila dikreasikan dengan baik, limbah kayu ini dapat bernilai ekonomi.
Selama ini, ia menggunakan limbah kayu jati saja. Alasanya, selain kualitasnya bagus, stok kayu jati di Madiun melimpah.
Setelah mendapatkan orderan senilai Rp 2 juta dari pejabat BI Kediri itu, Joko mengaku semakin percaya dir untuk mengembangkan usahanya ini. Dia pun mulai berani memasarkan produknya.
Karena hasil karyanya dianggap unik, wayang kayu buatannya menjadi satu di antara sekian kerajinan kayu yang dipilih Pemkab Madiun untuk mengikuti bimbingan ekspor yang diselenggarakan Pemprov Jawa Timur.
Sejak saat itu, produknya mulai banyak dilirik oleh diaspora Indonesia yang ada di sejumlah negara.
Kini, wayang kayu kreasi Joko, sudah dijual ke beberapa negara, di antaranya ke Thailand, Jepang, Taiwan, Singapura, hingga China.
“Pada 2019, kami ikut kurasi dan berhasil lolos dalam sebuah acara, sehingga produk wayang kayu ini diluncurkan ke Belanda dan Australia. Ini kerja sama dengan diaspora yang ada di negara tersebut,” kata suami dari Pipit Dwi Ernawati itu.
Hingga saat ini sudah ratusan produk wayang kayunya dijual ke sejumlah negara. Namun, ia mengaku selama ini belum dalam jumlah banyak.
“Biasanya yang beli dari diaspora maupun delegasi Indonesia. Tapi lumayan, sekali kirim bisa belasan wayang,” ujar Joko.
Bahkan hasil kreasinya itu sudah diekspor ke sejumlah negera, seperti Jepang, Singapura, Taiwan, Australia, hingga Belanda.
"Sebenarnya, tahun lalu sempat ada peluang untuk mengirim ke Qatar. Tapi gara-gara pandemi akhirnya tertunda," keluhnya.
Selain melayani penjualan di luar negeri itu, Joko juga banyak menjual produk wayang kayu untuk pasar dalam negeri.
Terbaru, ia mendapat pesanan wayang dari DPR RI untuk dipakai sebagai cinderamata.