Berita Surabaya

Toko Buku Peneleh Surabaya Sudah Ada Sejak 1800an, Tempat Main Favorit Presiden Soekarno Saat SMA

Penulis: Wiwit Purwanto
Editor: Hefty Suud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Etalase, perabot dan ornamen di Toko Buku Peneleh masih tetap sama dan orisinil sejak toko buku ini ada sekitar Tahun 1800an.

Reporter: Wiwit Purwanto | Editor: Heftys Suud

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Kota Surabaya punya banyak tempat wisata bersejarah yang patut dikunjungi.

Salah satunya ada di kawasan Kampung Peneleh Surabaya, yakni Toko Buku Peneleh.

Toko buku yang khusus menjual buku buku Ormas Muhammadiyah ini sudah ada sejak Tahun 1800an.  

Hingga kini, toko buku ini masih seperti dulu tidak ada perubahan yang berarti.

Di sana masih tampak bangunan dan arsitektur kolonial klasik, perabot serta ornamen dan penataan meja dan rak buku masih tetap sama seperti Tahun 1800 an semuanya masih orisinil.

Baca juga: Sambut Tol Kediri-Tulungagung, Pemkab Siapkan Shelter Pariwisata di Lapangan Pasar Pahing

Yang menarik, Toko Buku Peneleh berada tidak jauh dari Rumah HOS Tjokroaminoto, berseberangan sekitar 10 meter maka Soekarno yang waktu itu masih sekolah setingkat SMA kerap main dan mampir di toko buku ini.

Pasalnya sebelum menjadi seorang presiden, Soekarno sempat jadi anak kos di rumah Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto dan menjadi pengunjung tetap di toko buku tersebut. Di toko buku inilah Soekarno belajar tentang nasionalisme dan pergerakan Islam.

Di bagian atas dinding terpampang foto Ir Sukarno, bukti bahwa presiden pertama RI tersebut pernah berkunjung ke Toko Buku Peneleh tanggal 18 Desember 1956.

“Saat itu Soekarno ini baru dilantik menjadi presiden lalu ada kunjungan ke Surabaya dan mampir ke toko ini, itu fotonya ,” kata Muhammad, penjaga Toko Buku Peneleh.

Baca juga: Jatim Targetkan Bisa Jadi Sentra Produk Halal Indonesia, Tangkap Peluang Wisata Halal Global

Pemilik Toko Buku Peneleh adalah Abdul Latif Zein, sosok di balik berkembangnya Ormas Islam Muhammadiyah di Surabaya.

Sebelumnya pada tahun 1920-an, toko buku ini jadi tempat percetakan sekaligus etalase memajang buku tentang agama Islam, fiqih, dan syariah.

“Dulu sebelum menjadi toko buku, tempat ini digunakan sebagai percetakan buku. Seiring berjalannya waktu, karena sang pemilik berkeinginan mencerdaskan anak bangsa jadi beralih menjadi toko buku," cerita Muhammad.

Toko Buku Peneleh menyediakan buku yang jumlahnya tidak banyak, terbatasnya ruangan juga karena buku yang dijual hanyalah tentang buku-buku syariat Islam dan sejarah bangsa.

Toko buku yang buka setiap hari pukul 08.00-16.00 WIB ini terlihat tetap dalam kondisi terawat meskipun termakan zaman, dan jumlah pembelinya semakin menurun.

Berita tentang Surabaya

Berita tentang tempat wisata di Surabaya

Berita Terkini