Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Air sungai yang membelah RW 3 dan RW 4 Desa Simo, Kecamatan Kedungwaru berubah menjadi jernih.
Bahkan ribuan ikan warna-warni yang berenang di dalamnya juga bisa dilihat.
Padahal sebelumnya sungai ini sangat kotor, penuh dengan sampah terutama sampah popok serap.
"Sebelumnya sangat kotor penuh sampah, padahal letaknya di tengah perkampungan," ujar Ketua RT 10 RW 4 Desa Winong, Suyut.
Namun kini sungai ini telah berubah menjadi kolam ikan sepanjang 500 meter.
Setiap sore warga menikmati pemandangan ikan yang ada di sungai, sembari melemparkan pakan ikan.
Suyut dan kawan-kawan sengaja mengubah sungai ini menjadi tempat budidaya ikan, untuk sarana pendidikan warga.
"Kalau sungainya penuh ikan warga kan jadi sungkan jika membuang sampah ke sungai," sambung Suyut.
Bermula dua minggu lalu Suyut dan warga sekitar melakukan kerja bakti membersihkan sungai saluran pembuangan sisa pengairan sawah ini.
Sebab, kala itu sampah sudah terlalu banyak dan dianggap mengganggu kesehatan dan keindahan lingkungan.
Setelah sungai berhasil dibersihkan, lalu muncul ide untuk menjadikan sungai ini menjadi sarana edukasi warga.
"Akhirnya dipilihlah ikan nila untuk dipelihara bersama-sama. Semua punya tanggung jawab untuk menjaga kebersihan sungai dan memberi makan ikan di dalamnya," tutur Suyut.
Cara ini ternyata membuahkan hasil, karena tidak ada lagi warga yang membuang sampah ke sungai.
Perlahan sungai yang sebelumnya kotor kini menjadi lebih jernih.
Total ada 9000 ikan nila yang didominasi warga kuning dilepas di sungai ini.
Sejumlah anak muda juga melepaskan berbagai jenis ikan hias, seperti koi, guppy dan cupang.
Berkat keberadaan ikan-ikan ini sungai juga menjadi semakin bersih. Sebab ribuan ikan ini memakan jentik dan lumut yang ada di dalam sungai.
"Yang terpenting bagi kami warga teredukasi, sungainya jadi bersih bebas sampah. Ke depan ikannya untuk apa, belum terpikirkan lagi," ucap Suyut.
Kini setiap sore banyak warga yang duduk di bantaran sungai sepanjang 500 meter ini.
Banyak di antaranya para ibu yang menemani anaknya bermain. Mereka juga memberi makan pada ikan-ikan yang tengah kelaparan menjelang malam.
"Dulu tidak ada suasana seperti ini. Sekarang semua mulai menikmati perubahan yang terjadi," tandas Suyut.
Sementara salah satu tokoh warga setempat, Sugapri, mengatakan masih ada kendala karena warga dari luar desa kerap membuang sampah di sungai ini.
Mereka biasanya membawa sampah dari rumah sambil mengendarai sepeda motor. Sampah itu lalu dilempar ke sungai tanpa menghentikan sepeda motornya.
"Yang paling banyak sampah popok serap. Karena itu kami pasang jaring untuk menangkap sampah, agar tidak mengganggu ikan yang ada,"ucapnya.