Berita Surabaya

Satu Anak di Surabaya Meninggal Usai Terkena DBD, Pemkot: Sempat Sembuh Tapi Tiba-tiba Drop

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kader kesehatan di Surabaya sedang memantau jentik nyamuk di salah satu rumah warga untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD), 2021.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Di musim hujan ini, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Surabaya meningkat.

Bahkan, satu di antaranya meninggal usai sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Kasus tersebut terfokus di RW 10 Kelurahan Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo, Surabaya. Sejumlah upaya preventif pun dilakukan.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengungkapkan, penyebab kematian anak tersebut bukan karena DBD. Sebab, anak ini sempat dirawat di rumah sakit dan dinyatakan sembuh.

"Dari DBD itu sudah masuk ke rumah sakit akhirnya sembuh. Namun, setelah keluar dan pulang dari rumah sakit kemudian meninggal. Keterangan dari rumah sakit, bukan DBD, tapi penyakit menular," kata Eri Cahyadi, Rabu (26/1/2022).

Baca juga: Serangan Demam Berdarah di Tulungagung, Satu Pasien Anak-anak Meninggal, Dinkes Lakukan Fogging

Sekalipun demikian, pihaknya tetap akan melakukan upaya preventif agar kasus serupa bisa diantisipasi.

"Sekarang bagaimana kita fokus kepada DBD, selain tentu Covid-19," katanya.

Pihaknya akan mengintensifkan fogging hingga menerjunkan juru pemantau jentik. Termasuk, meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau sama-sama menjaga lingkungan.

"Sebenarnya, lingkungan nggak buruk. Namun, kalau ada genangan di rumahnya, terus tidak mau membersihkan, itu juga bisa jadi faktor. Oleh karenanya, perlu kesadaran bersama menjaga lingkungan," katanya.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, pada bulan Januari 2022, telah ada 31 kasus yang terkonfirmasi DBD. Mayoritas menyerang anak usia 5-14 tahun.

Saat ini, Dinkes ikut gerak cepat. Termasuk, melakukan penyelidikan epidemiologi di wilayah Menur Pumpungan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina menemukan adanya 4 kasus DBD. Juga, 1 suspek dengan gejala demam tetapi hasil laboratorium dalam kondisi normal.

“Satu pasien yang suspek ini langsung kami rujuk ke RSU Haji untuk mendapatkan pemantauan yang lebih intensif. Dia juga sudah dirawat secara intensif. Selain itu, tidak ditemukan kasus konfirmasi DBD lainnya,” tegas Nanik Sukristina, Rabu (26/1/2022).

Terkait laporan anak yang meninggal akibat DBD, pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan. Menurut Nanik, hasil konfirmasi lanjutan terhadap kasus tersebut memang didapatkan pasien terkonfirmasi positif DBD berdasarkan hasil laboratorium pada tanggal 24 Januari 2022.

Halaman
12

Berita Terkini