Disampaikan oleh SAM ternyata ritual tersebut memang seperti memanggil ombak agar semakin lama semakin tinggi dan membesar.
Setelah berada di tepi pantai, mereka berdiri menghadap ke pantai dengan lengan saling bergandengan. Kemudian mereka duduk, masih menghadap laut. Dalam ritualnya, mereka membaca sejumlah bacaan seperti syahadat, surat Al-Fatihah, beberapa surat pendek, juga bacaan dalam bahasa Jawa.
SAM menyebut, ritual itu seakan memanggil ombak.
"Jadi dari ombaknya kecil, sampai besar. Tubuh memang harus terkena ombak. Ritual berakhir dengan mandi di laut," imbuhnya.
Baca juga: Kenapa Mama Tinggalin Aku Tangis Sedih Wanita di Jember Tahu Ibunya Jadi Korban Ritual Maut
Ritual berakhir sekitar pukul 02.00 WIB. Sebab biasanya sekitar pukul 03.00 WIB, Syaiful dan istrinya sudah tiba di rumah, meskipun kadang pernah tiba selepas Subuh.
Ritual dilakukan setiap penanggalan Kliwon di kalender Jawa. Peristiwa maut yang terjadi dini hari tadi adalah Minggu Kliwon. Ritual sebelumnya digelar Kamis Kliwon atau Kamis (3/2/2022), 10 hari lalu.
Namun dalam ritual yang terjadi pada Minggu Kliwon, yakni Minggu (13/2/2022), berujung maut. Ombak besar menggulung peserta ritual ketika masih dalam tahapan berdiri.
"Mereka berdiri di tepi laut, sedangkan kondisi ombak besar," ujar Kapolsek Ambulu, AKP Maruf.
Ombak Pantai Selatan sedang besar juga diakui oleh juru kunci makam Bukit Samboja, Salidin.
"Ombaknya besar, dan sudah saya beri pesan supaya jangan dekat-dekat laut," ujarnya.
Berita lain seputar Ritual di Jember Membawa Maut