Ngaji Gus Baha

Ngaji Gus Baha, Pilih Mana Kerja Saat Malam Hari atau Tarawih di Bulan Ramadhan, Ini Penjelasannya

Editor: Taufiqur Rohman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KH Ahmad Bahauddin nursalim atau Gus Baha saat menyampaikan ceramah agama.

"Jangan terlalu membesar-besarkan hal yang berpotensi membuat orang biasa jadi susah menjalankan syariat Islam.

Hindarilah omongan seperti misalnya saat bulan Ramadhan:

"Rugi, Ramadhan hanya setahun sekali kok nggak shalat tarawih di masjid berjamaah. Itu namanya tak menghargai perasaan orang," jelas Gus Baha.

Dia mengatakan di luar sana ada satpam, penjaga toko, tukang ojek, tukang parkir, dan banyak pekerja di malam hari yang mungkin menangis di dalam hati.

"Mereka juga ingin tarawih, tapi apa daya mereka sedang bekerja," ulas Gus Baha.

Gus Baha melanjutkan hukum menjalani ibadah tarawih itu sunnah sedangkan mencari nafkah itu wajib.

"Tarawih itu sunah. Sementara mencari nafkah itu wajib.

Menghindari diri dari kemiskinan secara ekonomi supaya tidak menjadi beban orang lain, itu hal yang paling utama," terang Gus Baha.

Dia menegaskan, dalam riwayat jelas sekali, Kanjeng Nabi itu sangat mencintai shalat tarawih.

Namun beliau sengaja meninggalkannya setelah beberapa hari shalat, supaya tarawih tidak dianggap sebagai ibadah wajib.

Bahkan dalam hal shalat wajib, Gus Baha mewanti-wanti agar imam shalat jangan terlalu lama membaca bacaan shalat.

"Kanjeng Nabi itu sangat suka shalat. Suatu saat ketika Kanjeng Nabi mengimami shalat, beliau mendengar bayi menangis.

Lalu Kanjeng Nabi memutuskan untuk mempercepat sholatnya. Khawatir ibu dari bayi yang jadi makmumnya.

Gus Baha juga pernah disowani oleh kyai yang mengeluh karena jamaahnya tak bertambah.

Sambil tertawa Gus Baha menjawab, "loh jangan-jangan orang yang tidak datang sudah hebat," tegas Gus Baha.

Halaman
123

Berita Terkini