Sebab, keduanya sama-sama memiliki dasar hukumnya masing-masing.
“Karena kalau perdebatan berarti menganggap diri kita benar dan yang lain salah,” kata Syamsul.
Alih-alih memperdebatkan jumlah rakaat dalam ibadah salat tarawih yang dinilainya tidak efektif, Syamsul justru menyoroti geliat masyarakat untuk Salat Tarawih yang cenderung menurun di minggu ketiga dan keempat Ramadan.
“Banyak masjid-masjid yang sepi jamaah terutama di minggu ketiga dan keempat. Maka perdebatan shalat tarawih dan witir 11 rakaat atau 23 menjadi tidak efektif,” ujar Syamsul.
“Yang penting adalah bagaimana umat Islam rajin tarawih di masjid-masjid itu sudah luar biasa, dari sisi ibadah mahdloh maupun dakwah,” pungkasnya.
Baca artikel seputar Ramadan 2022 lainnya