Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Jalan Jenderal Achmad Yani, Kabupaten Gresik berhias Damar Kurung. Gemerlap damar kurung terlihat jelas saat malam hari.
Lampion khas Gresik dengan beragam variasi gambar bertema religius. Gemerlap cahaya menyinari sepanjang jalan. Ditambah lampu yang berada di sisi kiri dan kanan.
Banyaknya damar kurung yang dipajang membuat budayawan, Kris Aji memberikan respon. Menurutnya jumlah damar kurung sangat banyak.
"Menunjukkan tidak setengah hati. Jumlah dipajang lebih banyak dibanding saat festival," ujarnya, Senin (4/7/2022).
Kris mengaku bangga dengan upaya pelestarian dan pengembangan budaya damar kurung oleh perusahaan pupuk PT Petrokomia Gresik budaya lokal dalam rangkaian ulang tahun ke-50.
Baca juga: Hadiri Damar Kurung, Istri Cabup Gus Yani Kagum Warga Gresik Mampu Lestarikan Tradisi Puluhan Tahun
"Semoga upaya PT Petrokimia Gresik, menginspirasi perusahaan perusahaan yang lain di Gresik," tuturnya.
Keberadaan Damar Kurung memang tidak ada yang tahu kapan pertama kali dibuat. Menurut pengamatan Jaseters Damar Kurung merupakan metamorphosis dari Wayang Beber.
Sebuah seni pertunjukan yang menceritakan lukisan di atas kertas dengan panjang mencapai 6 meter diterangi sebuah lampu damar pada balik kertas.
Wayang beber, akhirnya ditinggalkan, karena lebih menarik dengan wayang kulit yang di ciptakan oleh Sunan Kalijaga.
Beberapa seniman, lanjutnya, beranggapan Damar Kurung sudah ada saat abad 16, meskipun angka ini tidak pasti. Karena lukisan pada Damar Kurung dikatakan lebih condong ke gaya lukis era Sunan Prapen yang masih menggunakan gaya lukis 2 dimensi dari Serat atau Babad Sindujoyo.
Mbah Masmundari, adalah orang yang dikenal sangat berjasa dan peduli terhadap Damar Kurung. Para sesepuh dari Desa Lumpur menyebutnya dengan panggilan Mbah Ndari.
Budayawan, sekaligus seniman lukis, menambahkan, tidak ada catatan kronik dari China ataupun catatan perjalanan tentang tradisi dari Belanda, Inggris maupun Jepang tentang Damar Kurung.
Damar Kurung juga merupakan tradisi warga muslim Gresik untuk menyambut Lailatul Qodar di bulan suci Ramadhan dengan menggantungkan Damar Kurung di depan rumah.
"Damar Kurung berbeda dengan lampion yang selalu diidentikan lampion warga Tiongkok. Damar Kurung justru lebih memiliki kesamaan dengan lentera Jepang yang biasa disebut Andon. Saat ini kerajinan Damar Kurung telah berkembang dan menjadi souvenir khas Kota Gresik," imbuhnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com