Mungkin, karena gesekannya cukup keras saat menabrak trotoar itu sehingga mobil itu 'terbaang' dengan melompati taman selebar 2 meter.
Taman yang ada tanamannya Itu jadi pemisah dua jalan kembar itu. Satu jurusan Blitar-Malang, yang dilewati korban itu. Dan sebelah selatannya itu jurusan Malang-Blitar.
"Iya, melompati taman yang ada di tengah-tengah, di antara kedua jalan berlawanan itu," paparnya.
Begitu terbang melewati atas taman selebar 2 meter, mobil itu tak menyangkut apapun sehingga terus bergerak. Ia jatuh ke aspal dengan kondisi berguling beberapa kali di jalur yang berlawanan.
Tak terhalang benda apapun, setelah terguling beberapa kali, mobil itu berhenti.
Namun, bukan dalam posisi berdiri normal melainkan miring atau terguling ke kanan sehingga membuat Gianto dan istri serta anaknya kesulitan keluar karena pintu kanannya tertindih di aspal.
Untungnya, dalam posisi terjebak di kaabin, Gianto bisa melihat jalan ke luar, yakni lewat ddepaan karenaa kaca depannya pecah.
"Mereka keluar sendiri karena saat kejaadian itu belum ada warga yang mengetahui. Gianto keluar dengan mengendong anaknya," ujarnya.
Untung juga saat mobil itu terbaaaang dan jatuh ke jalur yang berlawanan itu tak adaa kendaraan yang sedaang melintas.
Tidak bisa dibayangkan, kalau ada kendaraan melaju dari arah Bendungan Sutami ke barat, misalnya. Dari bendungan buatan penjajah itu hanya berjarak sekitar 3 km.