Berita Tulungagung

Tangisan Peternak di Penjor Tulungagung, Banyak Sapi Perah Mati karena PMK

Penulis: David Yohanes
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi sapi

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mengganas di wilayah Desa Penjor, Kecamatan Pagerwojo, Kbupaten Tulungagung.

Banyak sapi perah yang meninggal karena serangan virus ini.

Kejadian ini bukan hanya membuat para peternak berduka, namun banyak di antara mereka yang terlilit utang Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Banyak sapi yang dibeli dari pinjaman dana KUR. Tapi sekarang sapinya mati," ucap seorang peternak yang dipanggil Ino.

Ino mengungkapkan, matinya sapi perah dari dana KUR ini menjadi beban tersendiri.

Baca juga: Stok Obat PMK Kosong, Peternak di Trenggalek Terpaksa Beli Sendiri, Baru Tersedia Pertengahan Juli

Sebab alat produksi peternak sudah mati, sementara mereka masih harus mengembalikan utang.

Kondisi ini yang membuat banyak peternak dirundung duka.

"Sekarang ininya tangisan dari ibu-ibu peternak yang sapinya mati. Di warung kopi pun saya tidak berani bicara soal sapi, karena sudah terlalu sensitif," ujar Oni.

Saat ditanya jumlah sapi peternak yang mati, Oni menyebut sangat banyak.

Bahkan angka ini jauh lebih banyak dibanding jumlah yang dilaporkan secara resmi.

Banyak sapi yang mati dikuburkan tidak jauh dari kandangnya.

"Kami sering gotong royong menyeret sapi yang mati ke kuburnya. Karena ukurannya besar, tidak kuat kalau hanya beberapa orang saja," tuturnya,

Sebagian peternak menjual sapi ke pedagang saat sudah terkapar terserang PMK.

Harga jualnya pun jatuh, jika saat sehat seharga Rp 30 juta, namun saat kena PMK dan sudah jatuh harganya tinggal Rp 2.000.000.

Halaman
12

Berita Terkini