Berita Kota Batu

Komnas PA Dukung Keberlangsungan SMA SPI Kota Batu, Arist Merdeka Sirait: Tak Ada Niatan Menutup

Penulis: Benni Indo
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait menegaskan, pihaknya berharap SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu dipertahankan dan menjadi lebih baik lagi. Komnas PA tidak pernah berniat untuk mengembangkan isu penutupan SMA SPI Kota Batu.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo

TRIBUNJATIM.COM, BATU - Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait menegaskan, pihaknya berharap SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu dipertahankan dan menjadi lebih baik lagi.

Komnas PA tidak pernah berniat untuk mengembangkan isu penutupan SMA SPI Kota Batu.

Arist Merdeka Sirait dalam keterangannya mengatakan, pihaknya tengah fokus terhadap persoalan hukum yang menjerat salah satu pencetus ide lahirnya SMA SPI tersebut, yakni JE. Menurutnya, tidak ada sangkut pautnya proses hukum tersebut dengan keinginan menutup SMA SPI.

''Jadi saya luruskan, sejak awal kasus kejahatan seksual yang kami laporkan ini tidak ada maksud dan tujuan untuk menutup SPI. Oleh karena itu saya pastikan kepada semuanya, tidak ada niatan kami sedikitpun untuk menutup SPI,'' ungkap Arist Merdeka Sirait, Kamis (21/7/2022).

Arist bahkan mendorong Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur untuk ikut bergerak dan mengambil sikap demi keberlangsungan sekolah ini. Komnas PA pada dasarnya juga mendukung keberlanjutan sekolah yang semula dibangun dengan niat mulia tersebut. 

"Jadi sekali lagi, tidak ada tujuan untuk menutup SPI. Justru kami meminta Dinas Pendidikan Jatim untuk melakukan koreksi dan evaluasi terhadap sekolah, termasuk dalam pengawasannya. Itu tugas Dindik Jatim,'' tegasnya.

Baca juga: Pengacara Kondang Hotma Sitompul Beri Dukungan Moril pada Anak-anak SMA SPI Kota Batu

Arist menuturkan jika sekolah harus terbuka dengan evaluasi demi keberlangsungan proses belajar mengajar. Bagaimanapun juga, sekolah tetap harus menjadi tempat yang aman bagi anak, melindungi mereka dari rantai potensi kejahatan dan kekerasan.  

''Ini saya tekankan buat wali murid atau wali di sana. Jangan khawatir, kami tidak ada tuntutan menutup sekolah. Kami hanya ingin memutus mata rantai kejahatan seksual," tandasnya.

Ketua Yayasan SPI, Sendy F Tantono mengatakan, para pelajar guru di SMA SPI memang sangat membutuhkan dukungan moril. Keberadaan mereka selama ini cukup tertekan dengan banyaknya isu yang berkembang di luar.

Sendy pun mengajak agar pihak-pihak yang peduli terhadap pendidikan bisa memberikan dukungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Terlepas kasi proses hukum yang sedang berlangsung saat ini, anak-anak tetap fokus belajar di sekolah.

"Intinya yayasan sangat berterima kasih atas dukungannya. Dukungan untuk anak-anak begitu berharga, kami tetap percaya pada proses hukum yang berjalan, tapi anak-anak harus tetap fokus belajar," paparnya.

Sendy juga bercerita, ia pernah ditanya sejumlah guru tentang nasib SMA SPI ke depannya. Ia pun memastikan bahwa SMA SPI akan tetap eksis dan terus menampung anak-anak dari seluruh Indonesia.

"Kami ingin pendidikan tetap berjalan. Anak-anak perlu dukungan moril. Guru pernah curhat ke saya tentang nasib sekolah. Saya pastikan sekolah tetap ada. Kami tetap minta kepada semua guru, siswa dan mahasiswa, ayo lanjutkan program belajar mengajar ini. Kondisi SPI baik-baik saja," tegasnya.

Sebelumnya, sudah ada 40 pelajar yang berencana datang ke SMA SPI untuk belajar. Perkembangan informasi yang menyertai proses hukum JE, menyebabkan sejumlah pelajar enggan datang ke Kota Batu. Beberapa di antara mereka justru kembali ke rumah setelah berada di SMA SPI.

Halaman
12

Berita Terkini