TRIBUNJATIM.COM - Ternyata korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur bertambah menjadi 162 orang.
Diberitakan sebelumnya, gempa yang mengguncang wilayah barat pulau Jawa mengakibatkan korban jiwa, kerusakan hingga luka-luka.
Kini, banyak masyarakat yang mengungsi akibat kediamannya yang rusak dan tak mendapat tempat tinggal.
Dikutip Tribun Jatim dari Tribun Jabar, setelah pemerintah provinsi Jawa Barat mendata kembali wilayah terdampak gempa, ada 162 korban jiwa.
Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur kembali bertambah menjadi 162 orang, 326 diantaranya luka-luka dan 13.784 jiwa mengungsi.
Jumlah tersebut diungkapkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menggelar pers rilis di Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022).
"Mohon izin saya akan menyampaikan berita buruk, berdasarkan data yang diperoleh dari call center BPBD Cianjur tercatat ada 162 orang meninggal dunia, 326 lainya luka-luka," katanya, dikutip Tribun Jatim dari Tribun Jabar.
Selain itu, kata dia, tercatat ada sebanyak 13.784 jiwa mengungsi, dan 2.345 rumah mengalami rusak sedang hingga berat. Selain itu ada tiga titik jalan nasional yang tertutup tanah longsor.
"Di jalan nasional itu ada lima mobil yang terperangkap. Dan laporan hingga kini belum masuk, apakah sudah dievakuasi atau belum. Selain itu ada beberapa jalan Kabupaten pun terisolir," katanya.
Ia mengatakan, rata-rata korban yang meninggal dunia merupakan anak-anak, karena persitiwa terjadi ketika mereka tengah berada didalam ruangan kelas dan madrasah.
Baca juga: Gempa Mengguncang Cianjur Jawa Barat, Berikut Cara Menyelamatkan Diri saat Gempa Bumi, Jangan Panik!
Kepala PVMBG Hendra Gunawan menyebut gempa bumi berkekuatan Skala Magnitudo 5.6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat berasal dari aktivitas Sesar Cimandiri.
Menurutnya, morfologi atau struktur di lokasi pusat gempa bumi umumnya berupa dataran bergelombang, perbukitan bergelombang hingga terjal yang terletak pada bagian tenggara gunung api Gede.
Sebagian batuan rombakan gunung api tersebut, kata dia, telah mengalami pelapukan.
Endapan tersebut pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
Kemudian pada struktur perbukitan terdapat bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan dan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.