Menu Diet

Menu Diet Ketofastosis yang Lebih Efektif Turunkan Berat Badan, Simak Bedanya dengan Diet Ketogenik

Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi menu diet ketofastosis.

Perbedaan diet ketofastosis dengan diet ketogenik

Berbeda dengan diet ketofastosis yang melibatkan puasa, dalam diet ketogenik kita tidak perlu melakukan puasa.

Diet ketogenik merupakan diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak.

Ketika menjalani diet ini, kita hanya akan dibatasi untuk mengonsumsi karbohidrat dan menggantinya dengan lemak.

Diet ketogenik yang biasa dilakukan adalah diet keto standar, di mana perbandingan asupan yang dapat dikonsumsi mengandung 75 persen lemak, 20 % protein, dan 5 % karbohidrat.

Meski diet ketogenik dan ketofastosis sama-sama dapat menurunkan berat badan, namun diet ketogenik memiliki manfaat lain, seperti untuk pengobatan penyakit neurologis (misalnya epilepsi).

Selain itu, studi menunjukkan pada sebagian penderita diabetes tipe-2, diet ketogenik dapat meningkatkan sensitivitas insulin, dan mampu menghentikan atau mengurangi penggunaan obat diabetes.

Sementara, penderita diabetes yang ingin melakukan diet ketofastosis dikhawatirkan berisiko mengalami kontrol gula darah yang buruk, kelelahan, energi rendah, dan hipoglikemia karena berpuasa.

Cara diet ketofastosis yang dapat dilakukan

Diet ketofastosis memang aman bagi kebanyakan orang.

Namun, wanita hamil atau menyusui, serta yang memiliki riwayat makan tidak teratur, sebaiknya hindari jenis diet ini.

Sementara, orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau penyakit jantung, harus berkonsultasi pada dokter sebelum mencoba diet ketofastosis.

Meski dianggap berguna, diet ini mungkin tidak memiliki manfaat yang sama untuk setiap orang.

Sebab, tidak semua orang cocok melakukan diet ketofastosis.

Sebelum melakukan diet tersebut, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter.

Halaman
123

Berita Terkini