Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA-Terungkap fakta mengagetkan di balik pembunuhan Pasri (52), 'emak-emak' dua anak, yang tewas dengan leher tergorok nyaris putus, setengah telanjang, di rumahnya Jalan Simo Gunung Barat Tol Gang 2, No 67, Suko Manunggal, Surabaya, Kamis (2/2/2023) sore.
Sejumlah tetangga menyebutkan bahwa kejadian kriminalitas yang dialami oleh Pasri hingga kali ini nyawanya melayang, bukan insiden pertama.
Insiden kejahatan sadis pada sore kelabu itu, ternyata merupakan insiden kelima yang dialami Pasri.
Empat insiden kejahatan lain yang pernah dialaminya, terjadi pada kurun waktu tahun 2020 hingga 2021.
Tetangga korban Roro Ayu mengatakan, korban kerap beberapa kali menceritakan pengalamannya menjadi sasaran kejahatan, saat sedang berbincang dengan para ibu-ibu sekitar rumah.
Seingat perempuan berkerudung itu, korban pernah menjadi korban penjambret kalung dan gelang dalam dua peristiwa berbeda, pada tahun 2020 silam.
Salah satu peristiwa tersebut, dialami oleh korban saat sedang menyapu halaman teras depan yang berbatasan langsung dengan kawasan jalan gang tersebut.
Akibatnya, tubuh korban sempat terjatuh. Karena pelaku yang berjumlah dua orang berboncengan motor, sempat mendorong korban hingga tersungkur.
Baca juga: Polisi Temukan Kejanggalan di Mata Wanita Surabaya Tewas di Rumahnya, Petunjuk Kematian?
"Ya sekitar tahun 2020 sampai tahun 2021. Kejadian pertama kasus dijambret saat nyapu di depan, gelangnya dirampas. Kejadian kedua, ya dijambret gelangnya dijambret," ujarnya kepada awak media di lokasi, Kamis (2/2/2023) malam.
Kemudian, dua kejadian lainnya, lanjut Roro Ayu, rumah korban Pasri pernah diobok-obok maling saat dirinya sedang di dalam.
Insiden dugaan perampokan tersebut, sempat dialami oleh Pasri, seorang diri, di rumah, saat sang suami; Suharsono dan anak-anaknya berangkat bekerja.
"Lalu, ada kejadian lagi rumah dimasuki orang gak dikenal, ya hilang uangnya. Kejadian dimasukin orang, sudah 2 kali," jelasnya.
Bahkan, ungkap Roro Ayu, saking seringnya menjadi sasaran pelaku kejahatan. Korban mengaku kepada para warga, saat membagi ceriakan tersebut disela obrolan warga, hafal dengan wajah kedua pelaku.
"Ibu ini sebenarnya sudah tahu wajah pelakunya, ya perkiraan usainya masih mudah. Karena sering jadi sasaran ya ingat. Dia sering cerita ke kami ibu ibu kalau ketemu, cerita," terangnya.