Diketahui, Magnotta memiliki sejumlah trauma saat masih kecil.
Salah satunya adalah korban perceraian ayah dan ibunya, keluarga sang ibu yang abusif, hingga korban bullying di sekolah.
Ia kemudian dibawa ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan pengobatan atas halusinasi yang kemudian didiagnosa oleh dokter sebagai paranoid skizofrenia.
Baca juga: 6 Saksi Diperiksa Terkait Pembunuhan Ibu Rumah Tangga di Surabaya, Hasil Visum Terungkap
Baca juga: 6 Rekomendasi Drama Korea Berlatar Penjara yang Wajib Ditonton, Doctor Prisoner hingga Crime Puzzle
Orang Tua Wajib Waspada Terhadap Perilaku Anak Menyiksa Hewan
Sejak tahun 1970-an para pakar secara konsisten melihat kekejaman anak pada hewan adalah tanda pertama dari perilaku kekerasan dan kriminal.
Faktanya, hampir semua pelaku kejahatan dan psikopat memiliki riwayat pernah melakukan penyiksaan binatang.
Di Amerika, Albert deSavlo yang terbukti membunuh 13 perempuan, mengaku pernah memanah anjing dan kucing yang berkeliaran di sekitar rumahnya ketika ia kecil.
Pembunuh berantai Carrol Edmund Cole juga mengaku tindakan kekerasan pertamanya adalah mencekik anak anjing sampai mati.
Memang tidak semua penyiksaan yang dilakukan anak bersifat sadis. Terkadang, ada anak yang “hanya” menarik ekor kucing atau menduduki punggung anjing.
Tetapi, kapan orangtua harus khawatir pada perilaku anaknya? Bagaimana membedakan perilakunya itu bersifat eksperimen atau tanda-tanda gangguan mental?
Menurut psikolog Jon E Johnston, anak yang menyiksa hewan pernah melihat atau mengalami kekerasan pada dirinya.
Sebagai contoh, statistik menunjukkan 30 persen anak yang menyaksikan kekerasan di dalam rumahnya akan menirunya pada hewan.
“Kaitan antara menyiksa hewan dan perilaku kekerasan sudah lama diketahui, itu sebabnya sekarang di Amerika pekerja sosial dan badan perlindungan hewan melakukan pelayanan lintas bidang untuk mengenali indikator pelaku kekerasan,” kata Johnston seperti dikutip dari Psychologytoday.
Alasan Perilaku
Bagi dokter, psikolog, atau psikiater, anak-anak yang senang menyiksa binatang harus diwaspadai sebagai tanda mereka mengalami kekerasan fisik atau psikologi.