TRIBUNJATIM.COM - Rasanya bahasa gaul mokel selalu muncul di setiap saat, di momen apa pun, dan tak akan pernah ada habisnya.
Mungkin, kalau istilah yang muncul itu kata serapan dari Bahasa Internasional atau campuran dari Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris sedikit banyaknya kita akan tahu, pun mudah memahaminya.
Tapi, kalau istilah yang populer jadi bahasa gaul itu merupakan bahasa lokal?
Tentunya hanya sekelompok orang saja yang mengetahui maknanya.
Salah satunya yakni istilah mokel yang populer diucapkan saat Bulan Ramadan tiba, nih.
Sebagian besar orang akan merasa bingung tetapi juga penasaran terkait apa arti mokel yang sering disebut pada saat bulan puasa Ramadan.
Pengertian mokel
Sadar atau tidak, kata mokel ini tak ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia maupun glosarium online manapun. Tentunya hal tersebut karena kata mokel merupakan bahasa lokal, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Lantas, apa arti mokel itu?
Mokel memiliki arti berbuka puasa sebelum waktunya. Umumnya, mokel dilakukan saat siang hari, saat itu pelakunya sudah tak kuat lagi menahan lapar dan hausnya berpuasa di tengah kepadatan aktivitasnya.
Meskipun demikian, seseorang yang sedang tak sibuk, tapi tak mampu berpuasa hingga membatalkan puasanya juga tetap disebut mokel, ya.
Tak jarang, seseorang yang telah mokel atau memabatalkan puasanya akan makan secara diam-diam, nih.
Setelah selesai makan, ia akan berpura-pura masih puasa di hadapan orang lain.
Kini, istilah mokel sering diucapkan oleh banyak orang, tak hanya orang Jawa Timur atau Jawa Tengah saja, ya.
Dengan menjadi bahasa gaul, tak jarang kata mokel ini dijadikan bahan bercanda selama bulan Ramadhan, nih.
Kata Mokel Menjadi Kata Populer
Kata mokel populer penggunaannya pada Bulan Ramadan, terutama bagi orang-orang yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Adapun mokel merupakan kata yang tidak terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, maupun glosarium online manapun.
Dari penelusuran Tribun Sumsel ( grup TribunJatim.com ) di berbagai sumber, mokel merupakan kosa kata yang berasal dari bahasa Jawa Timuran yang memiliki arti berbuka puasa sebelum waktunya.