Akademisi UIN Raden Mas Said Surakarta, Shidiq, M,Ag dalam program Tanya Ustaz Tribunnews menerangkan, ada beberapa orang dengan uzur tertentu yang diperbolehkan tidak menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadan.
Antara lain seperti orang yang sakit, orang yang haid, nifas, orang yang sedang dalam perjalanan jauh, dan lain-lain.
Orang-orang yang mendapat uzur tersebut, diwajibkan mengqadha atau membayar utang puasa seusai Ramadan.
Namun, jika masih belum sanggup untuk membayarnya seperti orang yang sakit kronis, maka puasa qadha Ramadan harus digantikan dengan membayar fidyah untuk fakir miskin.
Umat muslim yang ingin membayar utang puasa dapat melakukannya di hari apa saja, selama hari tersebut bukan hari haram untuk berpuasa.
Atau, bisa juga dilakukan bersamaan dengan hari Senin atau Kamis untuk mendapatkan beberapa pahala puasa sunnah sekaligus.
Baca juga: Ini 15 Tradisi Jelang Ramadan 2023 yang Dilakukan Masyarakat Indonesia, Kalau Daerahmu yang Mana?
Baca juga: Jadwal Awal Puasa Ramadan 2023 NU, Muhammadiyah dan Pemerintah, Bagaimana Hari Raya Idul Fitri?
Niat puasa qadha Ramadan digabung dengan Puasa Senin Kamis
Buya Yahya pernah menjelaskan tentang hukum puasa qadha Ramadan digabung dengan puasa Senin Kamis.
Hal itu disampaikan Buya Yahya dalam ceramahnya berjudul "Bolehkah Puasa Sunnah Muharram Tetapi Masih Punya Utang Puasa Wajib" di Youtube pada 7 September 2019.
Buya Yahya menyampaikan boleh melaksanakan puasa qadha di hari puasa sunnah.
Namun niat puasa qadha tetap dilafalkan, tanpa perlu menyebutkan niat puasa sunnah.
Dengan begitu umat Islam mendapat dua pahala sekaligus.
Pertama, karena mengganti puasa yang ditinggalkan, kedua mendapatkan pahala puasa sunnah.
Namun sekali lagi, bacaan niat puasa qadha Ramadan tersebut harus dilakukan pada waktu sebelum fajar.
Baca juga: Bolehkah Puasa Qadha Ramadan Setelah Lewat Puasa Nisfu Syaban? Ustaz Abdul Somad: Ada Pengecualian
Niat Puasa Qadha