Berita Surabaya

Siswi Surabaya Diajak Guru Main Tebak Sayuran sambil Mata Tertutup, Mulut Terbuka, Ending Bejat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kasus pencabulan di Surabaya modus tebak sayur

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Pemkot Surabaya memberikan pendampingan kepada para korban pelecehan seksual sebuah Madrasah Ibtidaiyah swasta.

Para korban mendapatkan pendampingan psikolog dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB).

Pendampingan tersebut untuk memastikan psikologi para korban tak terganggu.

"Kami sudah memonitor perkembangan kasusnya. Sudah ada pendampingan juga (kepada korban)," kata Plt Kepala DP3A-PPKB Surabaya Nanik Sukristina.

Nanik belum bisa memastikan jumlah korban pelecehan tersebut. "Kami juga berkoordinasi terkait proses hukumnya dengan kepolisian," kata perempuan yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Surabaya ini.

Sebelumnya, seorang guru Madrasah Ibtidaiyah di Surabaya dilaporkan ke polisi.

Oknum wali kelas 4 MI swasta berinisial AS tersebut diduga melakukan pelecehan seksual kepada sejumlah siswinya.

Diduga, jumlah korbannya pun tak sedikit.

Pada Kamis (16/2/2023), para wali murid dari korban membuat laporan ke Polrestabes Surabaya. Awalnya, korban yang melapor baru berjumlah 8 siswi.

Namun, belakangan bertambah hingga mencapai 20 korban.

Berdasarkan sejumlah informasi, modus pencabulan dilakukan saat memberikan pembelajaran. Teknisnya, menguji kemampuan indra perasa.

 

 

Pada 11 Februari, AS mengajak para siswi bermain stipo putar di atas meja (sistem undian).

Halaman
123

Berita Terkini