Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PACITAN - Leptospirosis di Kabupaten Pacitan menyebar. Sedikitnya 6 warga meninggal dunia karena leptospirosis.
“Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Beberapa hewan yang tergolong sebagai perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi,” ujar dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pacitan dr Darsono, dr Joko Priyanto, Jumat (3/3/2023).
Dir menjelaskan bahwa bakteri Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, baik luka kecil seperti luka lecet, maupun luka besar seperti luka robek.
Bakteri itu bahkan bisa masuk melalui mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan manusia.
“Leptospirosis bisa menular antarmanusia melalui ASI atau hubungan seksual, tetapi kasus ini sangat jarang terjadi sih,” kata dr Joko saat dihubungi Tribunjatim.com.
Penderita leptospirosis, kata dia, cenderung mirip dengan gejala penyakit flu. Namun gejalanya lebih berat serta disertai dengan nyeri pada otot-otot. Terutama otot betis, serta kulit berwarna kekuningan pada tahap lanjut.
“Bahaya dari bakteri Leptospira yang sewaktu-waktu dapat keluar bersama urine sehingga mengontaminasi air dan tanah,” jelas dr Joko.
Lantaran di air dan tanah, bakteri tersebut dapat bertahan selama beberapa bulan atau tahun.
Penderita leptopirosis mengalami kondisi berat ketika seseorang terindikasi muncul batuk, sesak, tidak keluar urine, timbul perdarahan
Menurutnya, luka tidak segera tertangani medis dengan tepat, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan organ (ginjal, otot jantung, sistem saraf). Bahkan mengancam nyawa.
“Kalau dilihat di Pacitan terbanyak adalah varian jenis bakteri Leptospira icterohemorrhagiae. Bakteri jenis tersebut ketika sudah masuk dalam saluran organ dalam manusia seperti ginjal dan jantung,paru paru atau organ dalam lainnya pada fase 2 pekan.
“Tingkatkan ancaman kematian terhadap penderita sangat tinggi sebesar mencapai 40 persen,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, secara komulatif Leptospirosis per 2 Maret 2023, ada 6 orang meninggal dunia.
Selain itu, juga ada 178 warga terindikasi terkena penyakit yang disebabkan oleh penyakit kencing tikus itu. Dari 178 warga, 114 Diantaranya dinyatakan positif Leptospira