Memang kata dia, tidak menggunakan pakaian dinas dan rapi sekilas tampak aneh bagi sebagian dosen.
Tetapi menurutnya, hanya pengajar yang tampil beda, bakal dikenal oleh muridnya.
Baca juga: SOSOK Dosen UII Diduga Hilang di Norwegia, Ternyata Lakukan Perjalanan Rahasia? Polisi: Terdeteksi
"Kalau dosen waras kan ya pakai batik, kalau saya kan nggak waras jadi beda dengan yang lain yang penting outputnya tetap oke untuk mahasiswa saya,” guraunya.
Angel mengaku tidak semua mata kuliah harus menggunakan kostum cosplay, karena hal tersebut hanya untuk mengajar materi Keaktoran dan Teater saja.
“Di luar mata kuliah tersebut tentu tidak, seperti mata kuliah Mata Kuliah Umum (MKU) dan Bahasa Indonesia masa iya menggunakan cosplay? Jadi biasa saja," katanya.
Menanggapi hal ini, Dekan FIB Unej, Sukarno menilai hal yang dilakukan dosen tersebut adalah kreativitas mengajar dosen, agar suasana belajar tidak menimbulkan kebosanan sehingga seluruh pengetahuan mudah diserap oleh mahasiswa secara renyah.
“Layanan Prima yang kami inginkan salah satunya adanya kreativitas tersendiri dari dosen. Seperti Angel yang selalu menampilkan sesuatu yang berbeda misalkan memberikan materi drama, dosen tersebut harus betul-betul menjiwai topiknya dengan didukung kostum akan berbeda,” tanggapnya.
Berita Jember lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com