Jayne kemudian menjalani operasi dengan anestesi umum untuk melepas KB IUD.
Wanita berusia 63 tahun itu juga mengatakan, setelah KB IUD kedua dipasang pada tahun 1990, Jayne mengalami banyak gejala tidak nyaman.
Berkali-kali dia pergi ke dokter umum, tapi kata dokter itu hanya hormon.
Sejak KB IUD dilepas, Jayne dan suaminya mengalami kesulitan untuk hamil sementara kadar hormon benar-benar normal.
Pasangan ini mencoba segala cara agar bisa hamil secara alami namun semuanya gagal.
Mereka pergi ke spesialis kesuburan untuk merekomendasikan fertilisasi in vitro.
Meski dokter selalu menyimpulkan keduanya memiliki kualitas embrio yang baik, namun proses IVF tetap tidak memberikan hasil yang diinginkan.
Baca juga: BREAKING NEWS - Pembuang Bayi di Tulungagung Ternyata Suami Kades, Ungkap Sosok Wanita Bukan Istri
Setelah menemukan IUD tertinggal di rahim, Jayne meminta pengacara menangani malpraktik medis.
Ia kemudian menerima kompensasi dari perusahaan asuransi untuk komplikasi serius pada tubuhnya, mungkin selama bertahun-tahun.
Selain itu, Jayne juga mengalami krisis psikologis setelah banyak upaya fertilisasi in vitro yang gagal.
Jayne juga menambahkan,"Saya kelelahan.
Saya menangis dan hanya bisa memikirkan anak-anak yang seharusnya dimiliki oleh David dan saya.
Itu adalah kejutan besar.
Setelah operasi pengangkatan IUD, gejalanya hilang tetapi saya tidak yakin apakah pasangan tersebut akan mengatasi rasa sakit psikologis beberapa tahun terakhir."