TRIBUNJATIM.COM - Kiai kerap dihormati oleh umat muslim di Indonesia.
Dinilai miliki ilmu agama yang tinggi, masyarakat senang berkunjung kepada Kiai untuk sekadar meminta saran maupun doa.
Selepas berkunjung atau 'sowan', orang-orang biasanya akan memberi amplop sebagai tanda terima kasih kepada Kiai.
Bagaimana kalau Kiai yang dikunjungi malah 'mengamplopi' tamu undangannya?
Kiai itu bernama Kiai Asep Saifuddin Chalim.
Dikisahkan dalam buku berjudul Kiai Miliarder tapi Dermawan, setiap hari Kiai Asep Saifuddin Chalim memulai aktivitas pukul 3 dini hari di Masjid Raya Kiai Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto.
Ia akan membimbing santri untuk salat malam.
Kadang dilengkapi dengan kegiatan mengobrak santri yang terkantuk-kantuk.
Seusai salat malam yang dilanjutkan dengan salat subuh, Kiai Asep Saifuddin Chalim akan kembali ke kediamannya.
Bukannya langsung beristirahat, Kiai Asep sudah ditunggu oleh para tamu di teras rumah.
Mereka berebutan untuk mencium tangan Kiai Asep Saifuddin Chalim, sebelum sang empu rumah mengajak mereka masuk dan menyiapkan sarapan.
Kiai Asep Saifuddin Chalim memang selalu sarapan bersama para tamu.
Seusai makan bersama, ia akan memberikan sarung dan kain kepada para tamu.
Tak lupa 'mengamplopi' mereka satu-persatu.
Itulah rutinitas anak dari salah satu pendiri NU itu.