Berita Probolinggo

Jelang Sahur, Rumah Warga Probolinggo Dilempar Benda Serupai Mercon, Kaca hingga Atap Berantakan

Penulis: Danendra Kusuma
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi tengah melakukan olah TKP kasus pelemparan mercon di rumah milik Siban (67) warga Desa Jangkang, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Danendra Kusuma

TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO - Rumah warga Desa Jangkang, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, jadi sasaran pelemparan benda diduga mercon oleh orang tak dikenal menjelang sahur  . 

Ledakan keras dari benda yang diduga mercon itu membuat kaca jendela depan serta langit-langit teras rumah warga bernama Siban (67) berantakan. 

Kapolsek Tiris, Iptu Agus Nurfadianto mengatakan peristiwa ledakan di rumah Siban terjadi pada, Sabtu (25/3/2023) sekira pukul 03.00 WIB. 

Saat peristiwa terjadi korban tengah tertidur lelap. 

"Korban dibangunkan dengan suara ledakan dari arah depan rumahnya. Dia pun beranjak dari tempat tidur untuk mengecek sumber suara itu," katanya. 

Setibanya di luar rumah, korban melihat kaca depan dan langit-langit teras rumah sudah berantakan. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. 

"Kami rampung melakukan olah TKP dan meminta keterangan para saksi. Kami juga memasang garis polisi," paparnya. 

Baca juga: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan, Pria di Probolinggo Balas dengan Lemparan Bondet, Tapi Salah Sasaran

Baca juga: Kades di Probolinggo Ingin Kasus Rumahnya Dilempari Bondet Segera Ditangani, Serahkan ke Polisi

Saat olah TKP, petugas mengamankan barang bukti serpihan kertas. 

Serpihan kertas tersebut diduga berasal dari mercon yang meledak. 

"Barang bukti yang kami amankan seperti serpihan kertas mercon. Selanjutnya, kami akan melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus ini guna mengungkap pelaku serta motifnya," tegas Agus. 

Tindak Penjual Bahan Baku Mercon

Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto mengatakan, pihaknya bakal menindak tegas warga yang menjual bahan baku peledak petasan, termasuk warga yang kedapatan meracik bahan peledak untuk petasan. 

Hal tersebut menyusul adanya insiden ledakan hebat yang diduga dari bahan pembuat petasan di Dusun Sadeng, Desa Karangbendo, Ponggok, Blitar, Jatim, sekitar pukul 22.30 WIB, Minggu (19/2/2023), hingga membuat empat orang tewas, dan 25 rumah warga rusak. 

Selain itu, penindakan tegas tersebut, juga dimaksudkan oleh Toni Harmanto untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat jelang Bulan Ramadhan pada pertengahan Maret 2023 mendatang. 

"Kita akan lakukan itu (penindakan tegas). Apalagi menjelang bulan puasa dan puasa tadi," ujarnya saat ditemui awak media di Balai Pertemuan, Jalan Embong Malang No.85-89, Kedungdoro, Tegalsari, Surabaya, Senin (20/2/2023). 

Kini, pihaknya telah mengerahkan Tim Jihandak Brimob Polda Jatim untuk melakukan pengecekan area tempat kejadian perkara, mengantisipasi adanya benda peledak yang berpotensi mengalami ledakan susulan, akibat adanya gesekan benda-benda. 

Selain itu, lanjut Toni, pihaknya juga mengerahkan dua tim khusus Bidang Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim untuk meneliti bahan peledak dan kondisi jenazah korban, dalam insiden tersebut. 

Dua tim khusus dengan total delapan orang penyidik untuk meneliti insiden tersebut, diantaranya, sebagai berikut.

Tim pertama, Tim Bahan Peledak (Handak) Bidang Labfor Polda Jatim sedang mengindentifikasi bahan kimia yang ditemukan di TKP.

Baca juga: SOSOK 1 Keluarga Tewas Imbas Ledakan Petasan di Blitar, Kondisi Mengenaskan, Warga Trauma: Bergetar

Baca juga: Lagi Tidur, Warga Blitar Syok Dengar Suara Dentuman, Seketika Trauma: Saya Kira Gunung Kelud Meletus

Sedangkan, Tim kedua, Tim DNA Bidang Labfor Polda Jatim membantu tim DVI untuk identifikasi korban dari potongan tubuh yang ditemukan. 

"Masih dalam. Proses penyelidikan. Lagi dipastikan lagi, karena lagi proses penyelidikan. Untuk ledakan yang cukup besar, perlu ada pendalaman lagi untuk itu," pungkasnya. 

Sebelumnya, Polisi sudah menemukan tubuh empat korban meninggal dunia dalam peristiwa ledakan yang diduga berasal dari bahan pembuatan petasan di sebuah rumah di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Senin (20/2/2023).

Keempat korban meninggal dunia dalam peristiwa ledakan di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, yang terjadi sekitar pukul 22.30 WIB, Minggu (19/2/2023) itu, masih dalam satu keluarga, yaitu bapak, dua anak, dan seorang keponakan.

Keempat korban, yaitu Darman (63), Aripin, Widodo, dan Wawa. Aripin dan Widodo merupakan anak dari Darman. Sedang Wawa, adalah keponakan Darman.

"Korban meninggal dunia sudah kami temukan dan teridentifikasi, jumlahnya ada 4 orang yang meninggal dunia. Mereka masih 1 keluarga, bapak, 2 anak dan 1 keponakan," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono, Senin (20/2/2023).

Korban Darman ditemukan pertama kali pada Minggu (19/2/2023) malam. Kondisi tubuh Darman masih utuh dan ditemukan di bawah reruntuhan bangunan rumah.

Sedang tiga korban lainnya baru ditemukan pada Senin (20/2/2023). Kondisi tubuh ketiga korban sudah tidak utuh saat ditemukan.

Potongan tubuh ketiga korban lainnya ditemukan tersebar jarak sekitar 100-150 meter dari titik pusat ledakan.

"Satu korban yang kondisi tubuhnya utuh diduga berada di teras rumah saat terjadi ledakan. Sedang 3 korban lain yang tubuhnya ditemukan tidak utuh diduga berada di dalam rumah," pungkasnya. 

Sementara itu, seorang petugas Pos SAR Trenggalek, Eko Nurhasim, yang ikut melakukan evakuasi korban di lokasi mengatakan, pihaknya menemukan potongan tubuh sebanyak empat kepala dalam peristiwa ledakan tersebut.

Satu tubuh korban dalam kondisi utuh dan tiga korban lainnya ditemukan potongan tubuh bagian dada ke atas.

"Satu korban tubuhnya utuh dan tiga korban kondisinya potongan dada ke atas," katanya.

Petugas juga menemukan satu potongan tubuh bagian pinggul, satu potongan tubuh bagian tulang dada, dan satu potongan jari telapak tangan kiri.Potongan tubuh korban rata-rata ditemukan radius sekitar 100 meter sampai 150 meter dari titik pusat ledakan.

"Ada lagi kami temukan hati dan paru di atap rumah. Potongan tubuh korban terlempar rata-rata sejauh 100 meter sampai 150 meter dari titik ledakan," pungkasnya. 

Berita Terkini