"Saya mikir harus buat apa lagi, lalu saya ingat ibu saya punya resep buat rengginang. Saya coba buat dan jalan sampai sekarang," katanya.
Baca juga: Tak Hanya Hidangan Khas Ramadan, Begini Arti Kata Takjil yang Sesungguhnya, Berasal dari Bahasa Arab
"Sekarang yang ramai justru pesanan rengginang. Koyah dan sagon tetap produksi, tapi sedikit," lanjutnya.
Yeni menjelaskan, cara produksi rengginang sangat mudah. Bahan baku membuat rengginang juga tidak ribet, hanya ketan.
Cara produksinya, muka-mula ketan direndam satu malam. Setelah itu, ketan ditiriskan lalu dikukus dan diberi bumbu sesuai selera.
Kalau bumbu original rengginang pada umumnya hanya bawang dan garam.
"Kalau ingin rasa terasi tinggal dikasih terasi. Sama dikasih sedikit tepung kanji supaya lebih melekat," katanya.
Ketan yang sudah dikukus dan diberi bumbu itu kemudian dicetak. Yeni menggunakan pipa paralon untuk mencetak rengginang.
Selesai dicetak, proses terakhir produksi rengginang, yaitu, dijemur hingga kering selama dua sampai tiga hari.
"Kendalanya kalau cuaca hujan. Otomatis produksi rengginang kami kurangi. Karena kalau proses penjemuran tidak benar-benar kering, rengginang tidak bisa mekar sempurna saat digoreng," ujarnya.
Yeni menjual produk rengginang mentah berupa krecek dengan harga Rp 30.000 per kilogram.
Sedang rengginang mentah kemasan 400 gram dijual dengan harga Rp 13.000-Rp 14.000 per kemasan.
Untuk rengginang goreng kemasan 200 gram dijual dengan harga Rp 9.500 per kemasan.
"Saya juga kerja sama dengan adik saya ekspor rengginang ke Hongkong. Mulai Agustus 2022 sampai Januari 2023 ini. Produk yang kami ekspor rengginang mentah kemasan 400 gram," katanya