Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Ribuan seniman Reog Ponorogo nagih Janji Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Bahwa akan mengusulkan Kesenian Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Ribuan Seniman Reog Ponorogo ini pun menggelar orasi unjuk budaya, Sabtu (8/3/2023) malam hingga Minggu (9/3/2023) dini hari.
Terlihat ada Ratusan Grup Reog Ponorogo datang di depan paseban alun-alun Ponorogo.
Baca juga: Gandeng IIDI, YABHYSA Ponorogo Bantu Beri Makanan Tambahan untuk Balita Stunting Penderita TBC
Mereka memainkan Reog Ponorogo secara massal sekaligus melakukan orasi unjuk budaya.
Dalam pertunjukkan secara massal ini tidak hanya dari grup Reog Ponorogo dari dalam daerah saja.
Ada beberapa perwakilan dari berbagai daerah.
Diantaranya grup Reog Ponorogo Pacitan, Madiun, Magetan, Ngawi, Trenggalek, Nganjuk, Kediri, Wonogiri, Batam dan beberapa daerah lainnya.
“Ini nagih janji mas menteri Nadiem (Menteri Kemendikbud Ristek). 2022 lalu Reog Ponorogo di nomor dua kan dan yang berangkat Budaya Jamu. Kami Legowo,” ujar salah satu seniman reog, Hari Purnomo (Mbah Pur).
Baca juga: Berdalih Agar Kuat Melek, 3 Sopir Truk Dibekuk Satresnarkoba Polres Ponorogo karena Konsumsi Sabu
Dia menjelaskan bahwa Kemendikbud Ristek telah
memberikan janji Reog Ponorogo dipastikan didaftarkan 2024 disidangkan 2025.
“Harapan kita menagih janji Mas menteri, Presiden, harus cuma satu saja yaitu Reog Ponorogo nominasi tunggal 2024, sesuai dengan komitmen surat mereka atas balasan nota protes kita pada 2022 "tegasnya. Jangan sampai terjadi lagi
Pendaftaran Reog sebagai Warisan Budaya Takbenda ke Unesco ini, bersifat urgent. Dia meminta Pemerintah Pusat untuk mendahulukan Reog Ponorogo untuk didaftarkan ke organisasi milik PBB itu.
Sebelumnya Pemkab Ponorogo sudah mengusulkan dan mendaftarkan Kesenian Reog Ponorogo ke Unesco, yang nantinya menjadi Warisan Budaya Takbenda, sekaligus segera terenkripsi di Unesco milik Indonesia asli dari Kabupaten Ponorogo.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko mengatakan setahun lalu di tempat yang sama seniman Reog Ponorogo tiada hentinya menyuarakan Reog Ponorogo itu harus diakui. Keharusan ini butuh proses panjang tergantung Pemerintah Pusat.