Karena itu, tradisi bukber perlu dimaknai sebaik-baiknya.
Hal itu diungkapkan oleh koresponden UNM.com bernama Jane yang merupakan salah satu mahasiswa Universitas Negeri Makassar.
"Ini momen yang sudah lama ditunggu jadi perlu diperhatikan karena tidak setiap bulan bisa adakan bukber," kata Jane.
2. Ingin Menjalin Silaturahmi
Sebagian orang meyakini jika silaturahmi mendatangkan rezeki.
Entrepreneur sekaligus public speaker, Chandra Putra Negara juga berpendapat jika silaturahmi mendatangkan banyak hal positif.
"Hubungan silaturahmi itu sesuatu yang mendatangkan rezeki. Dari kita membangun silaturahmi tentunya kita akan mendengarkan informasi, membangun hubungan pertemanan, saling berbagi hal positif," kata Chandra Putra Negara.
3. Menghilangkan Stres
Aktivitas sosial di bulan Ramadan ternyata memiliki dampak positif bagi kesehatan mental.
Pendapat itu disampaikan oleh eks Direktur WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama.
"Hubungan sosial dalam Ramadan dapat memberi dampak positif kesehatan mental, termasuk pada masa pandemi Covid-19. Punya efek positif memperbaiki mood serta membantu menangani stres, kegelisahan dan depresi,” kata Tjandra Yoga Aditama.
4. Bentuk Eksistensi Diri
Bukber biasanya menjadi ajang untuk meningkatkan eksistensi diri.
Pasalnya, anak muda cenderung tak ingin ketinggalan tren yang sedang ramai. Paw Research Center mendukung pendapat tersebut.
"Anak muda kerap melakukan sebuah aktivitas demi menunjang eksistensi diri yang tidak jarang ikut-ikutan atau adopting hal yang sedang tren dan akhirnya menjadi budaya," bunyi penelitian dari Paw Research Center.
5. Keinginan Berinteraksi Secara Langsung
Sebagian masyarakat percaya bahwa bertatap muka secara langsung dapat meningkatkan kualitas hubungan.
Karena itu, anak muda lebih suka berkumpul dan bercengkerama secara fisik.