TRIBUNJATIM.COM - Warga curiga menemukan tas ransel dan sepeda tergeletak di jalan.
Ternyata itu adalah milik anak SD yang bernasib tragis.
Di dalam tas ransel itu ada surat terakhir yang ditulis anak tersebut.
Rupanya, anak kelas 6 SD itu telah lompat ke sungai.
Bocah berinisial Th itu merupakan seorang siswi SD di Distrik Ky Anh, Provinsi Ha Tinh, Vietnam.
Ia meninggal dunia setelah menceburkan diri ke sungai dan menulis sepucuk surat wasiat untuk kedua orangtuanya.
Hal itu dibenarkan Wakil Ketua Komite Rakyat Komune Ky Son Distrik Ky Anh, Nguyen Hong Phuong sebagaimana dilansir dari Eva.vn, Jumat (7/4/2023).
Kronologinya dimulai sekitar pukul 9.30 pagi waktu setempat, warga yang melintas di jembatan Rao Tro yang menghubungkan Komune Ky dan Lam Hop, distrik Ky Anh menemukan sesuatu.
Baca juga: Dicari Keponakannya di Rumah, Pria di Malang Ternyata Akhiri Hidup, Diduga Terhimpit Ekonomi
Warga menemukan sepeda listrik dengan dua helm dan tas ransel tertinggal di jalan tanpa pemilik.
Curiga ada sesuatu yang tak beres, orang-orang melaporkannya perihal tersebut ke pihak berwenang setempat.
Setelah menerima laporan itu, petugas segera hadir dan memeriksa tas ransel tersebut.
Petugas pun menemukan catatan yang ditinggalkan korban sebelum bunuh diri ke sungai.
Catatan tersebut diperuntukkan ke orang tuanya, khususnya kepada sang ibu.
Baca juga: Konten Berujung Maut di Bogor, Warga Histeris Teman VC Pura-pura Akhiri Hidup, Pijakan Kaki Lepas
Dalam catatan itu, korban menuliskan pesan agar orang tua tetap sehat dan menjaga adiknya dengan baik, dikutip TribunJatim.com dari SerambiNews.
Sementara itu, masih dalam tulisan tersebut ia juga menyalahkan sang ibu karena tidak mencintainya seperti saudara laki-lakinya yang lain.
Petugas dan masyarakat segera mengatur strategi mencari keberadaan jasad siswi tersebut.
Setelah lebih dari dua jam pencarian, jenazah Th ditemukan dan diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
Diketahui karena ibunya bekerja di Taiwan dan ayahnya bekerja di Pelabuhan Formosa, Th dan adik laki-laki tinggal bersama kakek dan neneknya.
Sebelum kejadian naas itu terjadi, gadis ini baru saja mengikuti lomba siswa berprestasi tingkat kabupaten.
Ia berhasil memenangkan hadiah hiburan sastra kelas 6 se-kabupaten.
"Mungkin karena dia terlalu sensitif, peristiwa malang tersebut terjadi tepat setelah kejadian itu," jelas Phuong, Wakil Ketua Komite Rakyat Komune Ky Son.
"Pemerintah setempat sudah mengunjungi dan menyemangati keluarga," pungkasnya.
Kisah Anak SD di Banyuwangi Akhiri Hidup karena Sering Dibully
MR (11), anak SD di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Dugaannya, MR tertekan karena sering dirundung oleh teman-temannya.
Kapolsek Pesanggaran AKP Basori Alwi menjelaskan, aksi gantung diri siswa SD itu terjadi pada Senin (27/2/2023).
MR mengakhiri hidup di dapur rumahnya. Aksi itu pertama kali diketahui oleh sang ibu WS (50).
WS adalah penyandang disabilitas. Jari-jari tangannya tak utuh. Karena itu ia kesulitan untuk menurunkan sang anak dari jerat tali.
"Ibunya sambil menangis kemudian telepon anaknya pertama yang sedang kerja," kata Basori, Selasa (28/2/2023).
Baca juga: Tak Tahan Dihujat, Abidzar Anak Uje Ingin Pindah Negara hingga Akhiri Hidup, Umi Pipik: Punya Iman
Kakak korban itu kemudian pulang bersama tiga temannya. Begitu sampai di rumah, ia mencari-cari keberadaan sang ibu dan adiknya. Dari sana, ia mendapati adiknya MR dalam kondisi gantung diri di dapur.
"Saat diturunkan informasinya masih ada denyut nadinya," tambah Basori.
Setelah melepaskan jeratan tali di leher MR, kakak dan tiga temannya lekas membawanya ke klinik di daerah Pancer. Sayangnya, nyawa MR tak tertolong ketika sampai di fasilitas kesehatan itu.
"Dugaannya meninggal dalam perjalanan," sambungnya.
MR akhirnya dibawa pulang dan dimakamkan karena keluarga tak menghendaki adanya otopsi.
Berdasarkan keterangan keluarga, polisi menduga MR nekat mengakhiri hidup karena sering dirundung oleh teman-temannya. Ia, kata Basori, sering diolok karena yatim.
"Bapaknya meninggal. Dia tinggal bersama ibu dan bapaknya," lanjut Basori.
Menurut keterangan sang ibu kepada polisi, MR beberapa kali pulang sekolah dengan keadaan murung.
"Kata ibunya, kalau dia pulang, ngambek tidak menyapa, berarti sedang dongkol. Pernah ditanya sama ibunya, katanya begitu karena di-bully teman-temannya karena dia anak yatim," tambah Basori.
Baca juga: Artis Cantik Umur 20 Akhiri Hidup di Kamar Mandi, 5 Jam Sebelum Meninggal Tulis: Tidak akan Berhenti
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Bunuh diri dilarang keras oleh ajaran semua agama dan dibenci Tuhan.
Semua manusia hidup tidak lepas dari masalah dan Tuhan menganugerahkan akal pikiran kepada manusia sebagai anugerah dan cara menyelesaikan masalah.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah menghubungi kesehatan jiwa di rumah sakit terdekat.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com