TRIBUNJATIM.COM - Itikaf merupakan satu di antara amalan yang biasanya dilaksanakan di masjid untuk meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar.
Waktu itikaf yang lebih afdhol adalah pada 10 hari terakhir Ramadan sebagaimana hadits ‘Aisyah, ia berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.”[4]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beritikaf pada sepuluh hari terakhir dengan tujuan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar, untuk menghilangkan dari segala kesibukan dunia, sehingga mudah bermunajat dengan Rabbnya, banyak berdoa dan banyak berdzikir ketika itu.
Baca juga: BACAAN Sujud Sahwi dan Tata Cara Melakukannya Menurut Sunnah Serta Para Ulama
Bacaan niat itikaf
نَوَيْتُالْاِعْتِكَافَ لِلّٰهِ تَعَالٰى
Nawaitul I’tikaafa lilaahi ta’ala
Artinya:
“Saya niat I’tikaf karena iman dan mengharap akan Allah, karena Allah ta’ala."
Saat itikaf dianjurkan untuk membaca doa:
اَللّٰهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّتُحِبُّ الْعَفْوَفَاعْفُ عَنِّيْ
“Ya Allah, bahwasannya Engkau menyukai pemaafan, karena itu maafkanlah aku.”
Itikaf harus dilakukan di masjid dan dianggap sah apabila memenuhi rukun-rukun sebagai berikut:
1. Niat mendekatkan diri kepada Allah.