Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PACITAN - Suasana duka menyelimuti kediaman Pratu Miftahul Arifin di Dusun Krajan, Desa Nanggungan, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Senin (17/4/2023).
Pratu Miftahul Arifin merupakan korban baku tembak dengan KKB Papua.
Sosok Pratu Miftahul Arifin dari kecil memang bercita-cita menjadi abdi negara TNI.
Meski sempat gagal untuk menjadi abdi negara dengan pakaian kebanggaan loreng hijau ini, Pratu Miftahul Arifin tak menyerah.
“Orangnya (Pratu Miftahul Arifin) sepak terjangnya dari kecil pengen jadi angkatan. Selepas SMA istirahat setahun,” ujar paman Pratu Miftahul Arifin, Rohmadi.
Pratu Miftahul Arifin mendaftar calon bintara (caba) TNI AD pada 2014 namun gagal.
Sementara tugas di tanah Papua bagi Pratu Miftahul Arifin bukan yang pertama.
Tahun 2018 lalu, bapak satu anak ini sudah ditugaskan kemudian kembali ke Pacitan.
“Tetapi pada Mei 2022 ditugaskan lagi. Sebenarnya akan pulang pada Mei 2023 ini. Ya sedih pasti,” bebernya.
Baca juga: TNI Berduka, Baku Tembak dengan KST di Papua, Pratu Miftahul Arifin Asal Pacitan Gugur
Menurutnya, Pratu Miftahul Arifin merupakan sosok yang baik hati dan dermawan.
Ketika memutuskan menikah dengan sang pujaan hati, Aziza, Pratu Miftahul Arifin merenovasi rumahnya secara total.
“Beli keramik biar layak seperti rumahnya orang-orang. Orangnya mandiri betul, sering bantu saudara,” terang Rohmadi.
Pun saat masuk TNI, Pratu Miftahul Arifin disebutnya mandiri. Tidak ada sepeserpun uang dari kantong orang tuanya yang berprofesi sebagai petani yang digunakan.
“Untuk biaya akomodasi mendaftar catam di Magetan sampai pinjam uang ke saudara. Setelah jadi dapat gaji juga langsung dilunasi,” pungkasnya.