5. Tingginya Produksi Ternak
Selanjutnya, tingginya produksi ternak juga memiliki andil dalam terjadinya pemanasan global.
Hal ini dikarenakan limbah peternakan dapat menghasilkan metana yang termasuk dalam gas rumah kaca.
Gas ini dapat memerangkap panas dan mengurangi oksidan di atmosfer.
Bahkan pada tahun 2019, limbah industri agrikultur disebut menyumbang sekitar 10 persen dari total volume emisi gas rumah kaca.
Tidak hanya itu, sebab pupuk kompos yang dibuat dari kotoran hewan juga menghasilkan gas dinitrogen oksida.
6. Penumpukan Sampah Plastik
Perlu diketahui bahwa sampah plastik dapat mengeluarkan gas metana dan etlena jika terpapar sinar matahari dan mengalami kerusakan.
Karena gas metana dapat menyebabkan perubahan iklim, penumpukan sampah plastik juga bisa memicu terjadinya pemanasan global.
Oleh sebab itu, sebaiknya kurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Pakai peralatan yang bisa didaur ulang dan mulai gunakan tas belanja alih-alih kantong plastik.
7. Perilaku Konsumtif
Ada pula perilaku konsumtif yang sering disepelekan ternyata juga bisa memicu terjadinya pemanasan global.
Hal ini disebabkan karena semua produk yang digunakan oleh manusia dibuat dari berbagai macam energi yang sangat banyak yang meliputi penggunaan listrik dan batu bara.
Mirisnya, ada banyak orang yang tidak menggunakan berbagai barang yang telah dibelinya.
Hal ini tentu menyia-nyiakan energi telah yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut.
8. Penangkapan Ikan Secara Berlebihan
Terakhir, penangkapan ikan secara berlebihan memiliki hubungan erat dengan pemanasan global.
Sebab aktivitas ini dapat meningkatkan risiko pemanasan laut dan mempengaruhi ketahanan spesies laut.