"Anak saya yang pertama ini sudah ikut UTBK hari pertama."
"Tapi dia datang sendiri karena bisa naik sepeda motor dan punya SIM."
"Meski gap year, tapi dia juga ingin kuliah di PTN dengan KIP Kuliah," ujar ibu yang punya warung kelontong di rumahnya tersebut.
Perjuangan ibu Yani tersebut belum usai.
Maka dari itu, dia tetap terus berdoa dan pasrah.
"Lolos atau tidak lolos yang penting sudah berusaha."
"Bahkan meski saya single parent, saya juga ikut berusaha dengan prihatin dan terus mendoakan agar kedua anak saya lolos UTBK 2023," harap Yani seraya mengatakan usai putrinya selesai tes, mereka berdua langsung pulang ke Temanggung.
Lain halnya yang dilakukan Nurohani bersama suaminya.
Ia datang dari Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pukul 04.00 WIB, untuk mengantar putrinya bernama Prasasti.
"Kami dari Klaten pukul 04.00 pagi tadi. Sampai sini kami salat subuh di masjid UGM."
"Ya kami berharap anak saya lolos UTBK 2023 dan diterima di UGM," harap Nurohani.
Adapun anaknya tersebut menjadikan UGM sebagai pilihan pertama dan pilihan kedua kampus Universitas Diponegoro (Undip) di Semarang.
Untuk prodinya ialah Hubungan Internasional (HI).
Selain memberikan dukungan moril, kehadiran orang tua di lokasi tes juga bisa menjadi penyemangat bagi sang anak.
"Saya akan support anak saya bisa lolos di UGM dan apa yang diinginkan anak bisa terwujud. Hanya doa yang bisa saya berikan," ucap Nurohani.
Baca juga: Kisah Anak Petani Ikuti UTBK di Unej, Tahan Rasa Sakit Cedera Lutut Demi Capai Mimpi Bisa Masuk PTN