Pola diet flexitarian pertama kali dipopulerkan oleh pakar diet berlisensi dari Amerika Serikat, Dawn Jackson Blatner dalam bukunya yang berjudul The Flexitarian Diet: The Mostly Vegetarian Way to Lose Weight, Be Healthier, Prevent Diseases and Add Years to Your Life.
Diet flexitarian juga telah didukung oleh berbagai riset ilmiah dengan hasil penelitian bahwa diet flexitarian ampuh untuk menurunkan berat badan.
Pada pola makan flexitarian mengajak kita untuk merasakan pola makan vegetarian namun tetap mengkonsumsi produk hewani seperti daging.
Baca juga: Tips Makan Kuaci untuk Menu Diet, Camilan yang Bisa Bikin Kulit Halus dan Menurunkan Berat Badan
Jika tertarik untuk menjalankan diet flexitarian, maka hal yang harus kita ingat ialah prinsip dari diet flexitarian ini yakni:
Makan banyak buah, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh.
Memfokuskan diri pada asupan protein nabati daripada protein hewani.
Fleksibel artinya kita tetap boleh memakan daging atau produk olahan berbahan dasar hewani.
Lebih sedikit memakan makanan hasil olahan dan perbanyak mengandalkan makanan alami.
Membatasi konsumsi gula tambahan dan makanan manis.
Berikut beberapa referensi makanan yang bisa dimakan dan sebaiknya dikurangi konsumsinya, dikutip dari Tribun Tangerang.
Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi
Protein: Kedelai, tahu, tempe, kacang polong, lentil.
Sayuran non-tepung: Sayuran hijau, paprika, kubis Brussel, kacang hijau, wortel, kembang kol.
Sayuran bertepung: Labu musim, kacang polong, jagung, ubi jalar.
Buah-buahan: Apel, jeruk, beri, anggur, ceri.