"Kemarin dari Kemensos juga sudah hadir melihat kondisi rumah seperti itu, ada televisi, kulkas, jadi tidak masuk kategori miskin," ucapnya.
"Kami juga sensus mereka tidak masuk kategori keluarga miskin, rentan miskin, dan sangat miskin. Jadi saya kembalikan ke masyarakat saja penilaiannya," pungkasnya.
Baca juga: Terharu, Suara Ganjar Pranowo Bergetar Saat Mewisuda Siswa SMKN Jawa Tengah: Cuma Sampai di Sini
Pernyataan tersebut bertolak belakang dengan pengakuan Viky yang mengaku harus menjadi juru parkir demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
Viky menjelaskan bahwa ayahnya yang mulanya memiliki bisnis jualan ikan hias, mengalami stroke sejak delapan tahun silam.
Hal itupun diungkap Viky saat menjadi bintang tamu di program TV Pagi-Pagi Ambyar, Rabu (25/5/2023).
"Bapak Sakit, stroke ringan."
"Delapan tahun," kata Viky.
Viky lantas menceritakan dirinya menjadi tulang punggung keluarga dan mencari nafkah dengan cara jadi juru parkir.
Ia juga menjelaskan alasannya memilih jalan kaki ke sekolah meski jarak yang ditempuh sangat jauh.
"Saya kadang markir, buat kebutuhanlah, ibu, bapak, dari pada saya naik angkot kan, sayang, mending buat di rumah sja. Saya jalan kaki saja," kata dia.
Kendati mengaku tulang punggung keluarga, Viky hanya menghasilkan paling banyak Rp 20 ribu untuk menghidupi kedua orang tuanya dan tiga adiknya.
"Paling malam, itu sejam. Paling pendapatan itu kalau sepi Rp 10 ribu kalau ramai bisa Rp 20 ribuan," tambahnya.
Baca juga: Mertua Heran Menantu Hamil Padahal Baru Nikah, Istri Gagal Dapat Rp1,8 M Usai Tes DNA, Suami Bohong
Viky sebelumnya juga memberikan gestur bohong dengan menolak wawancara.
TribunJakarta.com sudah mencoba mewawancarai langsung Viky, namun pihak keluarganya belum berkenan.
"Iya belum bisa ditemui, habis viral-viral itu kan jadi belum bisa ditemui," katanya di lokasi, Selasa (23/5/2023).