Berita Sampang

Ambulance RSUD Sampang Dirusak saat Antar Jenazah ke Rumah Duka, Sopir Disuruh Balik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi mobil ambulance dengan kaca pecah terparkir di halaman belakang Mapolres Sampang, Madura.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanggara Pratama

TRIBUNJATIM.COM, SAMPANG - Insiden pengerusakan terhadap fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) terjadi di Kabupaten Sampang, Madura.

Fasilitas berupa mobil ambulance milik RSUD dr Mohammad Zyn itu dirusak oleh warga pada saat mengantarkan jenazah ke rumah duka pada (25/5/2023) dini hari.

Akibat insiden tersebut mobil mengalami rusak di bagian kaca yang tampak retak di dua titik bagian kaca depan.

Saat dikonfirmasi, Kapolres Sampang AKBP Siswantoro melalui Kasi Humas Ipda Sujianto membenarkan atas peristiwa itu.

Bahkan, pihak RSUD dr Mohammad Zyn telah melayangkan laporan kepada intansinya.

"Saat ini mobil telah terparkir di halaman belakang Mapolres Sampang sebagai alat bukti," ujarnya.

Baca juga: Sejumlah Sapi Milik Peternak di Sampang Alami Bentol-bentol, Gejala Penyakit LSD?

Dari hasil pemeriksaan, insiden itu bermula saat sopir ambulans sedang mengantarkan jenazah seorang perempuan ke rumah duka, Dusun Oleh Dejeh, Desa Bubten, Kecamatan Ketapang, Sampang.

Sesampainya di lokasi, sopir membantu mengangkat jenazah masuk ke dalam rumah duka namun tiba-tiba terdengar suara benturan yang datang dari lokasi mobil ambulance.

"Sopir langsung melihat kondisi mobilnya dan melihat kaca bagian depan sudah pecah," terang Ipda Sujianto.

Diduga pelaku merupakan kerabat dari jenazah dan kaca ambulance dipecahkan dengan senjata tajam jenis celurit.

"Setelah mobil dirusak, sopir disuruh balik oleh warga," kata Ipda Sujianto.

Sementara, untuk motif dari insiden itu masih belum diketahui alias misterius mengingat Satreskrim Polres Sampang kini masih melakukan proses penyelidikan.

Nasib apes yang menimpa sopir ambulance di Sampang itu bukanlah yang pertama terjadi.

Sebelumnya ada sopir truk tebu bernama Arif (29) yang juga mengalami nasib nahas.

Sebab, tanpa diperkirakannya, truk bermuatan tebu sekitar 18 ton, yang dikemudikannya mendadak rem blong saat berada di jalan menurun.

Meski tak berhasil lolos dari kecelakaan namun ia berhasil menghindari jatuhnya korban akibat truknya yang melaju dengan kehilangan kendali itu.

Entah bagaimana upayanya dia, akhirnya truk nopol N 9210 UH itu tidak sampai menabrak kendaraan lain meski saat itu arus lalu lintas lagi padat.

Namun demikian, truk itu akhirnya terguling di kalan raya Malang-Blitar, tepatnya di Dusun Sambung, Desa Pager Gunung, Kecamatan Kesamben.

Perlu diketahui, jalur di sepanjang TKP itu dikenal jalur neraka buat para sopir truk bermuatan berat, khusus truk tebu.

Itu sudah tak bisa dihitung dengan jari berapa kali truk tebu terjatuh bergulingan, mulai terguling, bahkan sering juga terbalik akibat terperosok ke parit jalan.

"Untungnya, tak ada korban dari kendaraan lainnya meski katanya remnya blong."

"Untuk kemacetan, kami berhasil mengendalikannya karena truk itu terguling ke kiri atau ke tepi jalan sehingga arus lalu lintas bisa dilakukan buka tutup," ujar AKP Hartono, Kapolsek Kesamben.

Menurutnya, kecelakaan itu terjadi, Kamis (25/5/2023) sore atau sekitar pukul 15.00 WIB atau di saat arus lalu lintas ramai karena waktunya orang pulang kerja.

Ditambahkan juga, jalur itu selalu ramai meski sudah ada jalur alternatif lain, untuk Malang-Blitar.

Yakni, lewat Kecamatsn Kanigoro, depan perkantoran Pemkab Blitar yang baru.

"Iya, selain banyak truk tebu yang melintas dan mobil pribadi, jalur itu ramai sepeda motor karena padat perkampungan dan pusat keramaian seperti pertokoan, di barat TKP itu," ungkapnya.

Truk korban itu melaju dari arah Timur karena mengangkut tebu dari Malang dan hendak dikirim ke pabrik gula PT RMI (Rejoso Manis Indo), yang ada di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun atau masih berjarak sekitar 17 km lagi dari TKP.

"Katanya, sejak dari Timur TKP atau 200 meter sebelum terjadi kecelakaan truk itu mendadak tak bisa dikendalikan karena remnya tak berfungsi," ujarnya.

Apesnya, itu terjadi di jalan turunan sehingga siapapun sopirnya pasti akan panik karena laju truk kian kencang.

Namun demikian, si sopir masih bisa mengendalikan kepanikannya meski dalam kondisi seperti itu.

Ia terus membunyikan klaksonnya, agar kendaraan lain, terutama yang datang dari arah berlawanan, supaya antisipasi.

Sebab, saat itu arus lalu lintas dari arah Barat (Kota Blitar) cukup ramai sehingga dikhawatirkan ada mobil dari arah depannya nekat mendahului sehingga bisa fatal.

"Memang, sejak dari jalan turunan itu, truk itu terus menyembunyikan klakson," ujarnya.

Mungkin merasa kian tak terkendali laju truk itu sehingga entah apa yang terjadi, truk itu terguling ke kiri dan separo badannya keluar dari jalan aspal sehingga tak begitu mengganggu arus lalu lintas.

Namun demikian, sopir truk yang asal Desa Sengreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Blitar itu tak bisa langsung keluar.

Mungkin, ia terlempar ke kursi kiri dan tak bisa naik ke pintu kanan yang berubah posisi di atas itu sehingga terjebak dalam kabin.

Ia bisa keluar setelah ditolong warga bersama petugas lalu lintas.

"Sopirnya selamat dan tak mengalami cedera serius," pungkasnya.

Ikuti berita seputar Sampang

Berita Terkini