Ia kini hanya fokus merawat kakeknya bernama Alyamin (70) yang mengalami penyakit stroke selama dua tahun terakhir.
Amel juga harus menjaga adiknya yang masih berusia tujuh tahun.
"Untuk ngurus kakek dan adik itu pakai uang seadanya, makanya Amel sering enggak bawa uang kalau ke sekolah."
"Karena sudah habis untuk makan kasih kakek dan adik," ujar Amel pada Jumat (2/6/2023).
Baca juga: Mengintip Rumah Septi & Orang Tuanya di Kampung Suci, Pantas Saja Betah Meski Dalam Hutan Angker
Sementara itu Kepala Desa Kalapadua, Nanang Nirwana mengatakan, rumah kakek Alyamin tersebut sejatinya sempat diajukan mendapatkan bantuan dari program rutilahu pemerintah.
Namun sang kakek selalu menolak lantaran tak ada biaya tambahan untuk merenovasi rumahnya.
Nanang mengaku sudah berulang kali menawarkan untuk memperbaiki rumah Alyamin melalui rutilahu.
Namun Alyamin selalu menolak karena tidak sanggup menyelesaikan pembangunan.
Rutilahu tetap harus ada biaya tambahan karena dana yang diterima hanya Rp20.000.000, padahal kondisi rumah nyaris roboh.
"Ketika ditawari rutilahu, dia tak pernah menjawab, selain sulit bicara juga karena mungkin tidak memiliki anggaran untuk menyelesaikan pembangunan rumah."
"Jangankan untuk menambah pembangunan rumah, untuk makan saja mereka sulit."
"Karena dana rutilahu kan hanya Rp20.000.000, kami di desa juga kalau pemiliknya tidak sanggup khawatir tidak selesai," ucap Nanang.
Namun menurutnya, untuk bantuan sosial seperti BPNT, Alyamin rutin menerima.
Bantuan tersebut kini dipergunakan bertiga bersama cucunya.
Sebagai kepala desa, ia pun hanya berharap adanya uluran tangan dari berbagai pihak untuk membantu pembangunan rumah kakek Alyamin.