Ia khawatir biayanya akan besar.
Siti pun berupaya menghubungi kakak Huang Che Ming.
Namun tak ada respon. Nomor WhatsApp Siti justru diblokir.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari keluarganya dan Che Ming, Siti berjualan sembako di rumahnya.
Ia membuka toko kelontong.
Baca juga: Pesawat Sudah di Madinah, Abah Juhani Calon Jemaah Haji Minta Turun, Ingat Ayam Belum Dipakani
Diketahui anak Siti ada tiga, empat dengan Che Ming.
"Sebulan kira - kira habis Rp 3.000.000 untuk obat dan pampes. Sedang untuk makan dan lainnya tak saya hitung," ujarnya.
Siti juga tak cerita kepada keluarganya bahwa kakak dan Ibu Che Ming tak memberi dan menanyakan kabar.
Keluarganya mengaku kaget setelah unggahan soal kisahnya viral di media sosial.
Siti juga dibantu ibunya yang juga menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) di Taiwan.
Beruntung, tiga bulan lalu suaminya, Carsam, kembali mendapat panggilan kerja di Taiwan.
Baca juga: Mengintip Rumah Amel Bocah SD yang Urus Adik & Kakeknya, Depan Ada Jamban, Dinding Anyaman Bambu
"Ibu saya sudah 15 tahun di Taiwan. Rela tidak pulang demi membantu anak dan cucunya," ujarnya.
Siti berujar apa yang ia unggah dan kemudian viral tak melulu soal uang pun keinginannya.
Melainkan kepedulian terhadap Huang Che Ming. Ia mengaku tak masalah jika tak digaji saat merawat Huang Che Ming.
Hanya saja, ia berharap kebutuhan Huang Che Ming diperhatikan.